Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai kisaran 5,3 hingga 5,7 persen pada 2024, seiring dengan prospek ekonomi global yang membaik.
“Pertumbuhan ekonomi diperkirakan antara 5,3-5,7 persen. itu berarti momentumnya masih akan terus terakselerasi,” katanya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023, Kamis (8/3/2023).
Sejalan dengan itu, laju inflasi diperkirakan akan terus menurun hingga mencapai level 1,5 hingga 3,5 persen pada 2024.
Nilai tukar rupiah juga diperkirakan stabil pada tingkat Rp14.800 hingga Rp15.400 per dolar AS, dengan tingkat imbal hasil SBN 10 tahun diperkirakan mencapai kisaran 6,5 hingga 7,4 persen.
Sri Mulyani mengatakan, pemerintah juga menargetkan harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada kisaran US$75 hingga US$85 per barel, lifting minyak di 592.000 hingga 651.000 barel per hari, dan lifting gas mencapai kisaran 1.007 juta hingga 1.058 juta barel setara minyak per hari.
Pemerintah juga telah menetapkan sasaran pembangunan untuk 2024, diantaranya tingkat kemiskinan ditargetkan turun ke kisaran 6,5 hingga 7,5 persen, rasio gini turun ke tingkat 0,374 hingga 0,377, dan tingkat pengangguran terbuka turun ke kisaran 5,0 hingga 5,7 persen.
Baca Juga
“Tujuannya tidak hanya sekedar pertumbuhan, kita ingin tingkat kemiskinan dan pengangguran turun, pemerataan semakin baik, terutama nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan bisa semakin membaik,” jelasnya.
Untuk 2024, pemerintah menetapkan target nilai tukar petani meningkat ke kisaran 105 hingga 108 dan nilai tukar nelayan meningkat ke 107 hingga 110.