Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Komponen EV Dharma Polimetal (DRMA) Makin Moncer, Ini Buktinya

Dharma Polimetal (DRMA) bakal kecipratan order besar seiring penerapan insentif kendaraan listrik.
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal

Bisnis.com, JAKARTA – Dharma Polimetal Tbk (DRMA) yang merupakan emiten komponen otomotif bersiap menjaring profit lebih besar seiring tren kendaraan listrik dipicu insentif dari pemerintah.

Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso menuturkan pihaknya optimistis jika perusahaan bertumbuh dengan lebih baik pada  2023 ini. Hal ini lantaran ekosistem kendaraan listrik di Indonesia yang semakin berkembang.

"Untuk tahun ini, kami bersiap untuk lari lebih kencang lagi untuk meraih berbagai peluang yang tersedia di depan mata, terutama terkait tren perkembangan industri kendaraan listrik yang semakin cerah," kata Irianto Santoso dalam konferensi pers RUPST DRMA virtual pada Kamis (6/4/2023). 

Meskipun tahun ini Indonesia masih belum bisa lepas dari bayang-bayang resesi global yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, Irianto menilai bisnis otomotif  akan tetap prospektif.

Prospek yang menjanjikan dari industri otomotif tahun 2023 ini sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar otomotif sejak kuartal akhir tahun lalu.

DRMA sebagai pemasok komponen kendaraan bermotor di Indonesia, bakal kecipratan peningkatan pesanan, terlebih lagi dengan syarat TKDN.

DRMA juga telah mengembangkan ekosistem pendukung kendaraan listrik melalui anak perusahaan PT Dharma Controlcable Indonesia (DCI) yang bekerjasama dengan perusahaan penyedia sepeda motor listrik Rakata Motorcycle. Keduanya akan mengembangkan sistem tukar atau swap baterai kendaraan listrik. 

Dalam RUPST ini, DRMA pun memutuskan pembagian dividen sebesar Rp 98,54 miliar, atau 25 persen dari laba bersih 2022.

Rapat yang digelar pada Kamis (6/4/2023) itu juga menghasilkan persetujuan para pemegang saham terkait rencana penggunaan laba ditahan sebesar Rp294,63 miliar untuk membiayai kegiatan ekspansi perusahaan, dan Rp1 miliar sebagai cadangan umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper