Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinar Mas Land Targetkan Pangkas Emisi Karbon 35 Persen hingga 2034

Sinar Mas Land menargetkan untuk mengurangi emisi karbon sebesar 35 persen pada tahun 2034. Intip strateginya.
Desain Klaster Lake Garden yang dibangun Sinar Mas Land di Grand Wisata Bekasi/Sinar Mas Land
Desain Klaster Lake Garden yang dibangun Sinar Mas Land di Grand Wisata Bekasi/Sinar Mas Land

Bisnis.com, JAKARTA -- Sinar Mas Land menargetkan untuk dapat mengurangi emisi karbon sebesar 35 persen pada tahun 2034 mendatang dengan menerapkan konsep green building, instalasi solar panel, hingga pembelian Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero). 

Chief Risk & Sustainability Officer Sinar Mas Land Muhammad Reza Abdulmajid mengatakan pembelian REC atau sertifikat Energi Baru Terbarukan (EBT) ini mewakili hak kepemilikan atas manfaat lingkungan dari pembangkit listrik sumber energi terbarukan.

"Penggunaan listrik hijau yang ramah lingkungan dari PT PLN Persero di harapkan dapat mencapai target dekarbonisasi perusahaan sebesar 35 persen dari sektor energi pada tahun 2034 mendatang atau setara dengan 35.476,10 ton C02e," kata Reza di Marketing Office BSD City, Selasa (21/3/2023). 

Dalam hal ini, PLN menawarkan harga jual REC di angka Rp35.000 per 1 unit REC dengan kapasitas 1.000 kilowatt per hour (kWh). Sementara, Sinar Mas Land berkomitmen akan memiliki 45.000 REC hingga tahun 2025. 

Saat ini, terdapat 5 gedung milik Sinar Mas Land yang telah mendapatkan REC di antaranya Sinar Mas Land Plaza Thamrin, Sinar Mas Land Plaza BSD City, My Republic Plaza BSD City, Green Office Park 1 BSD City, dan Green Office Park 9 BSD City.

"Penyediaan tahap 1 sebesar 613 mWh dan dilakukan secara bertahap yang akan tercapai 100 persen pembelian REC pada bulan Januari 2025," ujarnya. 

Reza menjelaskan pihaknya akan mengembangkan penggunaan REC selama 12 tahun ke depan untuk menyasar seluruh proyek properti Sinar Mas Land di berbagai wilayah. 

Sebagai informasi, berdasarkan laporan Climate Transparency: Laporan Membandingkan Aksi Iklim G20 Menuju Zero Net tahun 2021, sektor bangunan menyumbang 39 persen dampak emisi karbon terhadap perubahan iklim yang bersumber dari pembakaran bahan bakar untuk pembangunan hingga jaringan listrik dan peralatan rumah tangga.

Untuk memitigasi perubahan iklim yang terjadi saat ini, Pemerintah Indonesia melakukan transisi energi secara bertahap dari yang sebelumnya menggunakan energi fosil, kemudian beralih menuju energi bersih dan terbarukan. 

Transisi energi ini dikampanyekan pemerintah Indonesia melalui program Net Zero Emissions (NZE) 2060 untuk mempercepat pencapaian target National Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 sebanyak 32 persen-43,2 persen atau setara dengan 912-1.225 juta ton CO2e.

Executive Vice President Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Enterprise PLN, Abdul Farid menerangkan pemanfaatan REC sejalan dengan misi perusahaan untuk melakukan transisi energi bersih. 

"REC merupakan salah satu inovasi produk hijau PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang transparan, akuntabel, dan diakui secara internasional tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur," jelasnya. 

Lebih lanjut, dia menerangkan, saat ini ada 4 pembangkit PLN yang siap menyuplai listrik hijau untuk pelanggan REC, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang yang berada di sistem kelistrikan Jawa Madura Bali dengan kapasitas 110 MW.

Kemudian, PLTP Lahendong dengan kapasitas 130 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang masuk ke dalam sistem kelistrikan Sulawesi dengan kapasitas 80 MW dan PLTP Ulubelu yang masuk ke dalam sistem kelistrikan Sumatera berkapasitas 110 MW. 

"Kami berharap kerja sama ini dapat menjadi langkah awal dalam mewujudkan pemanfaatan listrik yg bersumber dari energi baru dan terbarukan di bidang properti di Indonesia," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper