Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Schneider Eksportir Terbesar dari Batam, Ecogreen dan Philips Mengejar

PT Schneider Electric Manufacturing Batam menjadi perusahaan asing yang berdomisili di Batam dengan nilai ekspor terbesar, yakni US$ 203 juta pada 2022.
Schneider Electric/Istimewa
Schneider Electric/Istimewa

Bisnis.com, BATAM - Pabrik pembuat komponen alat listrik, PT Schneider Electric Manufacturing Batam menjadi perusahaan asing dengan nilai ekspor terbesar dari Batam. Nilai ekspor perusahaan ini mencapai US$ 203 juta pada 2022. Perusahaan dari Jerman ini sudah hadir di Batam sejak 1991.

Ekportir terbesar dari Batam selanjutnya adalah PT Ecogreen Oleochemicals dan PT Philips Industries Batam di peringkat kedua dan ketiga.

Kasubdit Perdagangan Badan Pengusahaan (BP) Batam, Yani Alkindi mengatakan 3 perusahaan besar ini menjadi eksportir terbesar berdasarkan nilai Free On Boar (FOB) pada 2022.

"Tiga perusahaan FOB terbesar di Batam yakni PT Schneider Electric Manufacturing Batam senilai US$ 203 Juta, PT Ecogreen Oleochemicals senilai US$ 128 Juta dan PT Philips Industries Batam senilai US$ 72 Juta. Sedangkan 3 besar untuk komoditas berdasarkan nilai FOB di tahun 2022 adalah perlengkapan elektrik dan mesin, coklat dan turunannya, serta produk turunan kimia," ujarnya dalam acara sosialisasi peningkatan pelayanan penggunaan sistem e-SKA Versi 2 pada instansi penerbit surat keterangan asal (SKA) di Hotel Aston, Batam, Kamis (16/3/2023).

Untuk mendorong kemudahan pengurusan SKA barang ekspor, BP Batam memperkenalkan sistem baru yakni sistem e-SKA Versi 2 di hadapan 95 pelaku usaha. "Sistem e-SKA V2 telah diterapkan sejak 1 Januari 2023 sebagai sarana yang berbasis internet untuk proses penerbitan SKA atau Certificate of Origin (COO)," jelasnya.

Tujuan dari sistem baru yakni untuk memudahkan dunia usaha dalam pemanfaatan SKA sebagai fasilitas kegiatan ekspor untuk memperoleh preferensi tarif. "Apalagi dengan peluncuran e-SKA Versi 2, yang salah satu tujuannya untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap penerbitan SKA. Manfaatnya penting karena menjadi alat ukur berupa data yang kemudian menjadi acuan pengambilan keputusan oleh pemerintah dalam rangka hubungan dagang bilateral antara negara-negara yang telah bekerjasama dengan Indonesia," ujarnya.

Alkindi juga menjelaskan untuk menjamin kemudahan dalam rangka kegiatan ekspor dikawasan bebas Batam kepada para pelaku usaha. 

Sementara itu, salah satu dari pelaku usaha yang hadir, Julita Theresia Sianipar dari PT Schneider Electric Manufacturing Batam menyambut baik sosialisasi ini. Menurutnya, kegiatan yang dilakukan oleh BP Batam ini sangat membantu para pelaku usaha dalam mempermudah pemahaman penggunaan sistem e-SKA versi 2.

"Ini sangat bermanfaat untuk kita selaku eksportir, karena dalam praktik sistem e-SKA banyak hal baru yang harus kita tanyakan, harapannya tentu kegiatan seperti ini dapat diselenggarakan berkelanjutan oleh IPSKA BP Batam," pungkasnya.

Untuk saat ini, ekspor dari Kepulauan Riau (Kepri) memang mengalami peningkatan pesat. Sebagai salah satu kota terbesar di Kepri, Batam menyumbang hampir 80 persen dari total ekspor Kepri.

Nilai ekspor Provinsi Kepri pada Januari 2023 mengalami kenaikan cukup signifikan sebesar 7,81 persen dari Desember 2022. Penyebabnya karena ekspor migas tumbuh 54,76 persen dibanding bulan sebelumnya. Amerika dan Inggris saat ini menjadi dua mitra ekspor utama Kepri, selain tentu saja Singapura yang masih jadi mitra dagang terbesar.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, Darwis Sitorus mengatakan ekspor migas Januari 2023 sebesar US$ 448,88 juta. Sedangkan ekspor non-migas Januari 2023 sebesar US$ 1.222,34 juta atau turun 2,99 persen dari bulan sebelumnya.

Meski mengalami penurunan tipis, ekspor non-migas masih merupakan penyumbang terbesar ekspor Kepri. Kontribusinya mencapai 73,14 persen dari total ekspor Januari 2023. 

Adapun komoditi ekspor non-migas yang memiliki peran terbesar di Kepri yakni hasil industri pengolahan dengan nilai ekspor sebesar US$ 1.206,79 juta, yang berkontribusi sebesar 72,21 persen dari nilai ekspor.

Dari hasil industri pengolahan, penyumbang terbesar yakni golongan HS 85, yakni mesin/peralatan listrik sebesar US$ 704,04 juta dengan peran 57,60 persen. Selanjutnya yakni mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84) sebesar US$ 126,77 juta (10,37 persen), lalu ekspor kapal laut (HS 89) sebesar US$ 86,18 juta (7,05 persen) dan lainnya.

"Pada ekspor migas, komoditi terbesar di Kepri adalah minyak mentah dengan nilai ekspor US$ 269,37 juta dan memiliki peran sebesar 16,12 persen dari nilai ekspor," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper