Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Dagang Surplus 34 Bulan Beruntun, Ini Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia

BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 mengalami surplus selama 34 bulan beruntun.
Neraca Dagang Surplus 34 Bulan Beruntun, Ini Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia. Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya
Neraca Dagang Surplus 34 Bulan Beruntun, Ini Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia. Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 mengalami surplus selama 34 bulan beruntun.

Surplus neraca perdagangan Indonesia tercatat meningkat dari US$3,88 miliar pada Januari 2023 menjadi US$5,48 miliar pada Februari 2023. 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin haryono menyampaikan bahwa perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. 

“BI ke depan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain guna semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (15/3/2023).

Erwin menjelaskan, surplus neraca perdagangan Februari 2023 utamanya didorong oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. 

Neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus US$6,70 miliar didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas sebesar US$20,21 miliar. 

Ekspor nonmigas yang tetap kuat tersebut terutama bersumber dari peningkatan ekspor produk manufaktur seperti mesin dan perlengkapan elektrik, dan ekspor berbagai produk kimia. 

Kenaikan ekspor nonmigas juga tercatat pada komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO, timah, serta besi dan baja, seiring harga komoditas global yang masih tinggi. 

“Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia,” kata Erwin.

Selain ekspor nonmigas, surplus neraca perdagangan juga dipengaruhi oleh sedikit menurunnya defisit neraca perdagangan migas dari US$1,42 miliar pada Januari 2023 menjadi US$1,22 miliar pada Februari 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper