Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN terus berupaya untuk meningkatkan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik di dalam negeri.
PLN telah menyiapkan 616 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) serta 1.056 unit stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) di sejumlah kota besar.
“Ke depannya, PLN akan terus mendorong pembangunan SPKLU dan SPBKLU di kota-kota lain sehingga semua masyarakat bisa menggunakannya,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui siaran pers, Minggu (12/3/2023).
Selain SPKLU dan SPBKLU, PLN juga mengoperasikan stasiun pengisian listrik umum (SPLU) yang tidak hanya bisa digunakan oleh masyarakat yang memiliki usaha kecil tetapi juga para pengendara motor listrik dengan tipe mounted charging. Saat ini, PLN sudah mengoperasikan 6.705 SPLU di seluruh Indonesia dengan total daya terpasang 35,3 MVA.
"Khusus di Jakarta saja, kami mengoperasikan 2.995 SPLU yang bisa kapan saja digunakan oleh pengendara roda dua. Jadi kami tidak hanya menyiapkan stasiun penukaran baterai saja, tetapi motor listrik milik warga bisa melakukan pengisian daya di SPLU ini," kata Darmawan.
Selain tempat pengisian daya secara umum, PLN juga bekerja sama dengan seluruh produsen kendaraan listrik untuk menyediakan fasilitas home charging bagi para pemilik kendaraan listrik. Saat ini sudah ada 1.080 unit home charging yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Baca Juga
Darmawan menambahkan, PLN juga telah menyediakan platform digital pendukung, yaitu Electric Vehicle Digital Services (EVDS) pada aplikasi PLN Mobile untuk mempermudah masyarakat mencari tahu lokasi SPKLU dan SPBKLU terdekat. Melalui platform ini, masyarakat juga dapat memantau pengeluaran biaya listrik kendaraan listrik.
“Dalam platform EVDS, masyarakat disajikan fitur marketplace, di mana semua kebutuhan terkait informasi produk dan spesifikasi kendaraan listrik dengan mudah didapatkan dari berbagai mitra,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan konsumsi listrik dapat ikut terkerek signifikan seiring dengan percepatan adopsi kendaraan listrik di tengah masyarakat saat ini.
Kementerian ESDM memperkirakan tambahan konsumsi listrik dari upaya peralihan motor berbahan bakar minyak menjadi setrum dapat meningkat ke level 15,2 gigawatt hours (GWh) setiap tahunnya.
“Akan ada tambahan konsumsi listrik 15,2 GWh per tahunnya jadi ada peningkatan penjualan listrik,” kata Rida saat konferensi pers insentif Kendaraan Listrik di Jakarta, Senin (6/3/2023).
Lewat dokumen Grand Strategi Energi Nasional dan Rancangan Net Zero Emission, Kementerian ESDM menargetkan populasi kendaraan listrik roda empat dan dua masing-masing mencapai 2 juta unit dan 13 juta unit pada 2030 mendatang.
Adapun, konversi motor listrik ditarget dapat terealisasi sebesar 6 juta unit sampai dengan 2030. Proyeksi populasi itu bakal dapat mengurangi konsumsi BBM 13,4 juta barel per tahun serta menghemat kompensasi Pertalite Rp9,48 triliun per tahun.