Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian ESDM Resmi Ubah Formula Harga Batu Bara Acuan

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menghapus formula awal hitungan batu bara acuan (HBA) yang bertumpu pada rata-rata indeks domestik dan internasional.
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Sejumlah kapal tongkang yang mengangkut batubara berada di Sungai Mahakam di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi mengeluarkan formulasi terbaru hitung-hitungan harga batu bara acuan (HBA) untuk mengatasi anomali harga batu bara di pasar dunia.

Hitung-hitungan harga acuan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Nomor 41/K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan Untuk Penjualan Komoditas Batu Bara yang disahkan 27 Februari 2023 lalu.

Lewat keputusan itu, Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menghapus formula awal HBA yang bertumpu pada rata-rata indeks domestik dan internasional seperti Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC) dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

Pada awalnya empat indeks itu menggunakan asumsi rata-rata kualitas batu bara yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8 persen, Total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Sebagai gantinya, Kementerian ESDM menghitung HBA menggunakan rata-rata harga jual batu bara dengan kalori terkait dua bulan sebelumnya. 

“Indeks baru memakai harga dua bulan sebelumnya dengan persentase yang berbeda, yaitu misalnya 70 persen di harga yang bulan sekarang kemudian 30 persen di bulan lalu atau sebaliknya,” kata Staf Khusus Menteri ESDM, Irwandy Arif, dalam diskusi Energy & Mining Editor Society, Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Irwandy menambahkan nantinya harga jual dua bulan sebelumnya itu bakal dihimpun dari realisasi sistem elektronik Penerimaan Negara Bukan Pajak atau e-PNBP setiap bulannya.

Penghimpunan e-PNBP itu dilakukan untuk menghitung persentase harga jual riil batu bara yang diterima perusahaan.

“Semua harganya diambil riil dari PNBP yang diinvoice perusahaan untuk jual,” ujarnya.

Dengan demikian, dia berharap, harga jual serta royalti yang dikenakan kepada setiap perusahaan hulu tambang batu bara dapat sesuai dengan kondisi riil di lapangan.

“Yang riil kira-kira begitu, nanti harga jual dengan HBA tidak terlalu jauh sehingga adil buat pemerintah dan perusahaan,” tuturnya.

Adapun, NEX dan GCNC adalah indeks yang digunakan untuk memperhitungkan harga batu bara asal Australia yang relatif lebih mahal dengan kalori tinggi. Sementara eksportir Indonesia mayoritas menggunakan ICI dan Platt’s untuk penjualan komoditas mereka dengan harga dan kalori yang lebih rendah.

“Semenjak formula HBA belum direvisi tentu akan berdampak pada eksportir kita karena kita terbebani oleh disparitas HBA yang jauh lebih tinggi dari harga jual kita,” kata Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia saat dihubungi, Jumat (20/1/2023).

Konsekuensinya, kebijakan tarif royalti yang diterapkan sekarang maksimal 13,5 persen dari harga jual per ton secara progresif bagi perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) sudah melebihi ambang batas di dalam praktinya.

“Ketika HBA [Januari] US$305,21 per ton itu jadi patokan tarif royalti, tetapi kita jualnya menggunakan ICI kita terima US$200 per ton ini sudah beda yang disebut decoupling, kita terima duit US$200 per ton tapi bayar royalti berdasarkan US$305,21 per ton,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper