Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Rumah di China Meningkat, Sektor Properti Mulai Pulih?

Penjualan rumah di China meningkat pada Februari 2023 yang didukung peningkatan permintaan setelah pencabutan lockdown.
Pejalan kaki dan pesepeda di pusat distrik bisnis in Beijing, China, Selasa (23/11/2021)/ Bloomberg - Qilai Shen
Pejalan kaki dan pesepeda di pusat distrik bisnis in Beijing, China, Selasa (23/11/2021)/ Bloomberg - Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar properti di China mulai menunjukkan tren pemulihan setelah tertimpa krisis akibat melemahnya permintaan kredit dan penurunan kepercayaan konsumen terhadap pengembang.

Melansir dari Channel News Asia, Selasa (28/2/2023), penjualan rumah baru di China meningkat tajam pada Februari tahun ini yang didukung oleh peningkatan permintaan di kota-kota kecil dan menengah setelah pencabutan lockdown Covid-19 dan kebijakan properti yang mendukung.

Berdasarkan firma aset real estat independen terbesar, China Index Academy, penjualan rumah baru naik hingga rata-rata 31,9 persen di 16 kota China. Padahal, pada Januari penjualan rumah masih tercatat turun sebesar 34,3 persen.

Dalam jangka bulanan, penjualan rumah naik 63,8 persen di kota tingkat tiga atau daerah administratif khusus. Sementara di kota tingkat dua atau daerah otonom di Tiongkok naik 43,9 persen dan 5,0 persen di kota tingkat satu atau setingkat provinsi.

Total pasokan rumah baru di antara tujuh kota yang dipilih oleh akademi rata-rata turun 1 persen dari bulan sebelumnya. Kota-kota besar Shenzhen dan Beijing mengalami penurunan pasokan sebesar 4,89 persen dan 3,01 persen.

Sebagai informasi, sektor properti China babak belur imbas krisis likuiditas yang parah pada 2022 lalu. Awalnya, fenomena tersebut dipicu oleh langkah pemerintah untuk mengendalikan utang yang membengkak. Apalagi, banyak pengembang gagal bayar atau menunda pembayaran utang.

Namun, pemerintah telah membuat kebijakan untuk memberikan dukungan di sektor ini sejak akhir November 2022. Salah satunya yaitu dengan memangkas suku bunga pinjaman satu tahun menjadi 3,65 persen dari 3,7 persen, penurunan pertama sejak Januari. 

Langkah tersebut mendorong pemulihan penjualan jangka pendek di tengah pertumbuhan ekonomi yang lambat.

Sementara itu, melansir Reuters, harga rumah baru China diproyeksi mengalami penurunan yang semakin dalam pada semester I/2023, sebelum pulih dengan lebih cepat pada semester kedua tahun ini.

Harga rumah baru diperkirakan turun 1,0 persen year-on-year (yoy) pada paruh pertama tahun ini, lebih dalam dari perkiraan penurunan 0,5 persen, menurut 13 analis dan ekonom yang disurvei oleh Reuters pada 17-24 Februari.

Kepala Ekonom Topperity Securities, Lu Zhe, memperkirakan harga rumah akan naik 2,5 persen, lebih cepat dari perkiraan kenaikan 1,0 persen pada semester II/2023. Hal ini dipicu oleh pendapatan dan ekspektasi konsumen pulih perlahan dan pasokan perumahan melebihi permintaan di kota-kota kecil.

"Rebound permintaan akan mendorong perbaikan harga dengan pemulihan ekonomi pada semester kedua tahun ini," kata Lu, dikutip dari Reuters.

Namun, kebangkitan sektor properti mulai terlihat pada Januari 2023 ketika harga rumah naik untuk pertama kalinya dalam setahun, didorong oleh dukungan pemerintah yang agresif akhir tahun lalu dan suku bunga kredit yang lebih rendah.

"Permintaan, bagaimanapun, tetap lamban, dan merupakan kendala utama untuk rebound jangka panjang tetapi kami memperkirakan pemulihan yang berkelanjutan akan dimulai menjelang paruh kedua tahun ini," ujarnya.

Di sisi lain, Analis Senior di Fitch Bohua, Xingping Wang, memproyeksi penurunan 1,5 persen dalam penjualan untuk keseluruhan tahun 2023. Menurutnya, akan membutuhkan waktu bagi pasar untuk menemukan titik terendahnya dan penjualan hanya akan pulih perlahan.

"Saat dampak Covid-19 memudar, kami perkirakan penjualan rumah bulanan akan lebih lancar dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Wang menuturkan, pasar sedang menunggu pelonggaran pembatasan harga, pembelian dan penjualan yang diberlakukan oleh otoritas di kota-kota lapis pertama untuk mengendalikan lonjakan harga dan spekulasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper