Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam berencana meningkatkan kegiatan eksplorasi mineral tahun ini setelah pada 2022 mencatatkan realisasi investasi mencapai Rp128,3 miliar.
Corporate Secretary ANTM Syarif Faisal Alkadrie mengatakan rencana eksplorasi yang agresif itu diharapkan dapat meningkatkan cadangan dan sumber daya komoditas inti perusahaan seperti emas, nikel dan bauksit.
“Antam akan terus melakukan agresif eksplorasi serta terbuka untuk menjalin kerjasama dengan mitra strategis dalam pengembangan sumberdaya dan cadangan,” kata Faisal saat dihubungi, Minggu (19/2/2023).
Selain pencarian sumber daya mineral di lokasi izin usaha pertambangan (IUP) aktif, eksplorasi turut dilakukan di kawasan prospek baru lainnya.
“Perusahaan juga melaksanakan pengurusan izin kawasan hutan di daerah prospek,” kata Faisal.
Sepanjang 2022, kegiatan eksplorasi emas ANTM dilaksanakan di Pongkor, Jawa Barat dengan fokus pada kegiatan pemodelan geologi dan pengeboran.
Baca Juga
Sementara eksplorasi nikel dilakukan di daerah Konawe Utara dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara serta Tanjung Buli, Maluku Utara. Adapun, eksplorasi bauksit dilakukan di daerah Tayan, Kalimantan Barat.
Sebelumnya, Ketua Komite Tetap Minerba Kadin Indonesia Arya Rizki Darsono mengatakan realisasi investasi kegiatan eksplorasi mineral dan batu bara (Minerba) yang direncanakan sebagian besar perusahaan tambang terbilang minim.
Rizki menerangkan rendahnya investasi pada kegiatan eksplorasi yang disampaikan perusahaan setiap tahunnya lewat rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) itu disebabkan karena ketidakpastian hukum di lapangan.
“Faktor penyebabnya tidak selalu terkait biaya, tetapi faktor di lapangan seperti isu lahan, sosial, lingkungan juga banyak sumber daya yang ada di dalam hutan,” kata Rizki saat dihubungi Minggu (19/2/2023).
Situasi itu, kata Rizki, membuat komitmen investasi pada sisi eksplorasi minerba terbilang minim setiap tahunnya.
Padahal, komitmen investasi pada sektor minerba tahun belakangan mengalami pertumbuhan yang signifikan setelah pelandaian pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, realisasi investasi sektor minerba mencapai di angka US$5,69 miliar atau 113,5 persen dari target yang ditetapkan US$5,01 miliar sepanjang 2022.
Adapun, realisasi investasi untuk kegiatan eksplorasi hanya berada di kisaran US$261,36 juta atau hanya 5,2 persen dari keseluruhan investasi sektor mineral dan batu bara tahun lalu.
Seperti diketahui hingga 29 Desember 2022, terdapat 41.350 permohonan penyelesaian perizinan mineral dan batu bara. Sementara Kementerian ESDM hanya menyetujui 14.256 permohonan. Sisanya sekitar 22.462 permohonan ditolak, 4.302 permohonan dikembalikan dan 429 permohonan masih diproses.
Di sisi lain, Kementerian Investasi telah mencabut 1.981 izin usaha pertambangan (IUP) hingga akhir 2022. Sementara terdapat 443 perusahaan yang mendapatkan kembali IUP.
Belum lama ini, lembaga riset Fitch Solutions menyatakan sektor tambang di Indonesia kurang kompetitif dibandingkan dengan negara produsen tambang lainnya di Asia Pasifik.
Selain soal kepastian hukum, Fitch Solutions menyoroti kecilnya dana eksplorasi tambang di Indonesia.