Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Manufaktur 2023: Terhalang Pelemahan Ekspor

Investasi di industri manufaktur tahun ini diproyeksi akan terhalang oleh pelemahan ekspor yang dialami oleh industri teksti, alas kaki maupun furnitur.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi di industri manufaktur tahun ini diperkirakan masih akan terhalang oleh pelemahan ekspor yang masih mendera berbagai industri di dalamnya, salah satunya industri tekstil, alas kaki ataupun industri furnitur.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan, capaian investasi pada industri manufaktur masih bergantung pada kondisi geopolitik tahun ini. Meskipun, beberapa industri diperkirakan tetap tumbuh positif.

“Untuk investasi di sektor manufaktur, Saya kira memang beberapa subsektor seperti misalnya logam dasar masih akan mencatatkan pertumbuhan positif. Namun demikian subsektor lain seperti tekstil itu pertumbuhannya tertekan inflasi seperti di Amerika Serikat,” tutur Yusuf saat dihubungi Bisnis pada Jumat (17/2/2023).

Namun, kata Yusuf, di tahun lalu, pertumbuhan industri manufaktur tidak lepas dari pertumbuhan industri logam dasar sebagai subsektor industri dengan pertumbuhan tertinggi, 14,8 persen.

Sementara tahun ini, dia memperkirakan pertumbuhan industri logam dan investasinya mempunyai porsi sekitar 5 hingga 7 persen untuk industri manufaktur secara keseluruhan. Sehingga pertumbuhan investasi industri ini akan turut menyumbang pertumbuhan investasi sektor manufaktur.

“Pertumbuhan industri logam dasar ini tidak terlepas dari program hilirisasi nikel yang dilakukan pemerintah di tiga tahun yang lalu hingga sekarang dan akhirnya mencatatkan pencapaian investasi yang tercatat sebagai pertumbuhan industri manufaktur,” tambahnya.

Terlebih menurutnya, tahun program hilirisasi ini akan mendorong pemerintah untuk berpikir keras bagaimana menggaet investasi di industri logam dasar. Demi terciptanya ekosistem kendaraan listrik yang utuh melalui proyek baterai kendaraan listrik.

“Investasi untuk masuk ke baterai kendaraan listrik akan ikut menggerek investasi di industri logam dasar yang lebih lanjut sehingga muaranya akan ikut meningkatkan kinetik investasi industri manufaktur di tahun ini,” pungkas Yusuf.

Sebelumnya, Investasi di industri pengolahan logam dasar yang diestimasikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 15 hingga 20 persen tahun 2023. Hal ini didongkrak oleh proyek baterai kendaraan listrik yang masih berlanjut hingga kini.

Investasi untuk pembuatan pabrik baterai kendaraan listrik ini akan memancing investor untuk turut berinvestasi di industri logam dasar. Dengan demikian, investasi sektor ini akan ikut terkerek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper