Bisnis.com, JAKARTA - Investasi di industri manufaktur tahun ini diperkirakan masih akan terhalang oleh pelemahan ekspor yang masih mendera berbagai industri di dalamnya, salah satunya industri tekstil, alas kaki ataupun industri furnitur.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan, capaian investasi pada industri manufaktur masih bergantung pada kondisi geopolitik tahun ini. Meskipun, beberapa industri diperkirakan tetap tumbuh positif.
“Untuk investasi di sektor manufaktur, Saya kira memang beberapa subsektor seperti misalnya logam dasar masih akan mencatatkan pertumbuhan positif. Namun demikian subsektor lain seperti tekstil itu pertumbuhannya tertekan inflasi seperti di Amerika Serikat,” tutur Yusuf saat dihubungi Bisnis pada Jumat (17/2/2023).
Namun, kata Yusuf, di tahun lalu, pertumbuhan industri manufaktur tidak lepas dari pertumbuhan industri logam dasar sebagai subsektor industri dengan pertumbuhan tertinggi, 14,8 persen.
Sementara tahun ini, dia memperkirakan pertumbuhan industri logam dan investasinya mempunyai porsi sekitar 5 hingga 7 persen untuk industri manufaktur secara keseluruhan. Sehingga pertumbuhan investasi industri ini akan turut menyumbang pertumbuhan investasi sektor manufaktur.
“Pertumbuhan industri logam dasar ini tidak terlepas dari program hilirisasi nikel yang dilakukan pemerintah di tiga tahun yang lalu hingga sekarang dan akhirnya mencatatkan pencapaian investasi yang tercatat sebagai pertumbuhan industri manufaktur,” tambahnya.
Baca Juga
Terlebih menurutnya, tahun program hilirisasi ini akan mendorong pemerintah untuk berpikir keras bagaimana menggaet investasi di industri logam dasar. Demi terciptanya ekosistem kendaraan listrik yang utuh melalui proyek baterai kendaraan listrik.
“Investasi untuk masuk ke baterai kendaraan listrik akan ikut menggerek investasi di industri logam dasar yang lebih lanjut sehingga muaranya akan ikut meningkatkan kinetik investasi industri manufaktur di tahun ini,” pungkas Yusuf.
Sebelumnya, Investasi di industri pengolahan logam dasar yang diestimasikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 15 hingga 20 persen tahun 2023. Hal ini didongkrak oleh proyek baterai kendaraan listrik yang masih berlanjut hingga kini.
Investasi untuk pembuatan pabrik baterai kendaraan listrik ini akan memancing investor untuk turut berinvestasi di industri logam dasar. Dengan demikian, investasi sektor ini akan ikut terkerek.