Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Inggris Turun Jadi 10,1 Persen, Biaya Hidup Masih Mahal!

Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mencatat inflasi mencapai 10,1 persen Januari 2023 year-on-year (yoy), turun dari 10,5 persen pada Desember 2022.
Bendera Inggris./Bloomberg
Bendera Inggris./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi Inggris turun di bawah proyeksi analis pada Januari 2023. Namun tekanan harga masih menekan perekonomian.

Dilansir Reuters pada Kamis (15/2/2023), Kantor Statistik Nasional (ONS) mencatat inflasi Inggris mencapai 10,1 persen Januari 2023 year-on-year (yoy), turun dari 10,5 persen pada Desember 2022.

Angka ini lebih rendah dari proyeksi ekonom sebesar 10,3 persen dan semakin menjauh dari level tertinggi dalam 41 tahun pada Oktober 2022 sebesar 11,1 persen. Namun, tingginya harga masih menggerogoti standar hidup rumah tangga.

Sementara itu, tingkat inflasi inti yang tidak termasuk energi, makanan, alkohol dan tembakau juga turun menjadi 5,8 persen pada Januari 2023 (yoy) dari 6,3 persen bulan sebelumnya.

Pada awal bulan Februari, BOE melihat adanya tanda-tanda bahwa lonjakan harga konsumen telah berbalik arah dan mengisyaratkan bahwa mereka hampir mengakhiri tren kenaikan suku bunga.

Salah satu indikator yang menjadi sorotan BOE, indikator harga jasa, melambat kenaikannya menjadi 6 persen yoy pada Januari, turun dari 6,8 persen pada Desember 2022.

"Meskipun penurunan inflasi disambut baik, perjuangan ini masih jauh dari selesai," kata Menteri Keuangan Jeremy Hunt.

Dan meskipun inflasi makanan dan minuman non-alkohol melambat menjadi 16,7 persen, angka ini hampir tidak berubah dari rekor tertinggi 45 tahun sebesar 16,8 persen pada bulan Desember. Hal ini berarti tekanan biaya hidup terhadap rumah tangga tidak jauh berkurang.

"Dengan harga energi dan makanan yang tetap tinggi, rumah tangga yang lebih miskin terus menghadapi biaya hidup yang jauh lebih tinggi daripada keluarga yang lebih kaya," kata James Smith, direktur penelitian di lembaga think-tank Resolution Foundation.

Para ekonom mengatakan angka-angka tersebut menambah tanda-tanda bahwa inflasi akan turun jauh dari puncaknya tahun lalu, tetapi juga dapat menandai resesi yang diperkirakan akan terjadi pada ekonomi Inggris pada 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper