Bisnis.com, JAKARTA - Kehadiran Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) yang mendampingi petani jahe merah di daerah Lebak, Banten telah berhasil mendongkrak produktivitas hasil panen. Para petani berasal dari warga lokal, termasuk anggota Suku Baduy.
Pada tahun lalu, para petani lokal itu berhasil memetik panen jahe merah sebesar 37,61 ton jahe merah. Hasil panen tersebut melesat dua kali lipat setelah adanya pembinaan hasil kolaborasi YDBA dan PT Bintang Toedjoeh.
Koordinator Project YDBA di Lebak, Banten, Dani Kurnia menyebutkan, pada tahun 2022 ada peningkatan produktivitas petani jahe merah menjadi 37,61 ton, meningkat lebih dari 100 persen dari panen tahun sebelumnya yang menghasilkan 16 ton jahe merah.
“Kita di tahun 2022 itu di 37,61 ton luar biasa,” kata Dani dalam acara peresmian kantor Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Lebak di Kecamatan Sobang, Lebak Banten pada (15/2/2023).
Padahal, menurut Dani, sebelum kehadiran YDBA dan Bintang Toedjoeh pada 2020 lalu, masyarakat biasanya hanya memanen sekitar 8 ton jahe merah per tahunnya. Para petani jahe merah itu belum banyak tersentuh pengetahuan dan teknologi yang bisa melipatgandakan panen.
“Produktivitas pun sama [meningkat] dulu 8 ton karena dipanennya di umur 8 bulan. Nah, kita standarkan SOP-nya [standar operasional prosedur] di 10 sampai 12 bulan karena berpengaruh terhadap berat bobot dan ketahanannya itu sekarang di 13,5 ton per hektar,” jelas Dani.
Dalam program ini, YDBA dengan Bintang Toedjoeh berperan melakukan pendampingan yang intensif serta pemberian edukasi, sehingga produktivitas petani bisa terus berkembang.
Dani mengungkapkan, kini YDBA dan Bintang Toedjoeh membina 41 petani, yang terdiri dari petani Baduy dan petani non-Baduy dengan lahan seluas 2,6 hektar di Desa Kanekes. Lokasi pembinaan itu berada di dalam perkampungan Baduy luar serta Desa Hariang dan sekitarnya yang berada di luar perkampungan Baduy.
Dani mengisahkan sebelum kehadiran tim YDBA, masyarakat hanya memasarkan hasil tani ke pasar tradisional. Sehingga, menurut Dani, omzet yang didapat pun masih rendah.
“Untuk omzet dari UKM [usaha kecil menengah] yang kita bina 41 dulu memang sedikit, karena pasarnya sedikit di 78 juta, sekarang sudah sekitar Rp358 juta di Tahun 2022 dan di tahun 2021 Rp225 juta,” terang Dani.
Pada 2023 ini, Dani menyebut pihaknya menargetkan untuk bisa membina masyarakat Desa Kanekes maupun Desa Hariang, dan sekitarnya untuk bisa meningkatkan produk turunan jahe merah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News dan WA Channel