Bisnis.com, JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan total ekspor Indonesia pada Januari 2023 dibandingkan Januari 2022 [year on year/yoy) masih meningkat 16,37 persen. Secara nilai masih meningkat dari US$19,7 miliar menjadi US$22,31 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan peningkatan ekspor ini dikarenakan ekspor minyak dan gas (migas) naik 65,03 persen atau secara nilai naik dari US$0,90 miliar menjadi US$1,49 miliar.
“Namun pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan Januari 2022,” ujar Habibullah dalam jumpa persnya, Rabu (15/2/2023).
Dia melanjutkan, untuk ekspor non migas secara tahunan juga naik dari US$18,27 miliar menjadi US$ 20.83 miliar atau naik 13,97 persen.
Kendati demikian, Habibullah mengungkapkan perkembangan ekspor secara bulanan sendiri turun. Yaitu pada Januari 2023 mencapai US$22,31 miliar atau turun 6,36 persen dibanding Desember 2022.
“Penurunan ekspor secara total ini melanjutkan tren penurunan yang sudah terjadi bulan sebelumnya, Desember 2022. Ekspor total turun 1,10 ersen terhadap November 2022,” tuturnya.
Baca Juga
Menurut dia, penurunan terjadi dalam 5 bulan terakhir ini akibat penurunan dari segi nilai maupun volume.
“Penurunan ekspor non migas sebesar 0,84 persen pada Januari 2023 dibanding Desember 2022 disebabkan penurunan ekspor bahan bakar mineral (HS 27) turun 8,19 persen, biji logam, kerak dan abu (HS 26) turun 36,44 persen. Komoditas lemak dan hewani nabati (HS 15) turun 9,95 persen. Besi dan baja (HS 72) turun 9,26 persen,” ujar Habibullah.