Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Utang Luar Negeri Indonesia Naik pada kuartal IV/2022

Peningkatan Utang Luar Negeri (ULN) tersebut terutama dipicu oleh ULN Pemerintah yang meningkat menjadi sebesar US$186,5 miliar pada kuartal IV/2022.
Ilustrasi utang luar negeri Indonesia/Bisnis - Himawan L Nugraharn
Ilustrasi utang luar negeri Indonesia/Bisnis - Himawan L Nugraharn

Bisnis.com, JAKARTA – Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tercatat meningkat menjadi US$396,8 miliar pada kuartal IV/2022, dari kuartal sebelumnya sebesar US$394,6 miliar.

Peningkatan ULN tersebut terutama dipicu oleh ULN Pemerintah yang meningkat menjadi sebesar US$186,5 miliar pada kuartal IV/2022, dari kuartal III/2022 yang tercatat sebesar US$182,3 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan bahwa perkembangan ULN Pemerintah pada periode tersebut didorong oleh peningkatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan terjaganya sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global.

Sementara itu, ULN swasta tercatat menurun, dari kuartal III/2022 sebesar US$204,1 miliar menjadi sebesar US$201,2 miliar pada kuartal IV/2022.

Namun demikian, Erwin menegaskan bahwa ULN Indonesia pada kuartal IV/2022 masih tetap terkendali. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021, ULN Indonesia mencatatkan kontraksi sebesar 4,1 persen (year-on-year/yoy), melanjutkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 6,7 persen yoy. 

ULN Pemerintah dibandingkan dengan kuartal IV/2021, mengalami kontraksi sebesar 6,8 persen yoy. Sejalan dengan itu, ULN swasta mengalami kontraksi sebesar 1,8 persen yoy.

Erwin mengatakan, posisi ULN Pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total ULN Pemerintah.

Pemerintah, kata dia, berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja, yang antara lain mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 24,4 persen dari total ULN Pemerintah, jasa pendidikan 16,5 persen, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 15,5 persen, konstruksi 14,2 persen, serta jasa keuangan dan asuransi 11,4 persen. 

Sementara itu, perkembangan ULN swasta pada kuartal IV/2022 didorong oleh pembayaran neto utang daang, surat utang, dan pinjaman sejalan dengan pola kuartalan pembayaran ULN.

Jika dirincikan, pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) mengalami kontraksi sebesar 1,5 persen yoy, lebih dalam dibandingkan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 1,3 persen yoy. 

Selain itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan (financial corporations) juga mengalami kontraksi sebesar 2,8 persen yoy, meski lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 4,4 persen yoy. 

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi; pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin; industri pengolahan; serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 77,9 persen dari total ULN swasta. 

ULN swasta pun kata Erwin tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 75,4 persen terhadap total ULN swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper