Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Jepang selamat dari resesi setelah rebound pada kuartal IV/2022 dari kontraksi pada kuartal sebelumnya.
Berdasarkan data kantor Kabinet yang dirilis Selasa (14/2/2023), produk domestik bruto (PDB) Negeri Sakura ini naik 0,6 persen pada kuartal IV/2022 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Ekonomi Jepang juga naik 0,2 persen dibandingkan kuartal III/2022 (quarter-to-quarter/qtq).
Di sisi lain, kenaikan ini jauh lebih kecil dari perkiraan dan menunjukkan perlambatan ekonomi global masih berdampak pada pemulihan negara yang bergantung pada ekspor ini.
Kenaikan PDB jauh lebih kecil daripada proyeksi median analis yang memperkirakan kenaikan 2 persen.
Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah PDB Jepang, naik 0,5 persen pada kuartal IV/2022, sesuai dengan perkiraan analis. Permintaan eksternal berkontribusi 0,3 poin persentase ke pertumbuhan PDB.
Baca Juga
Ekonom Jepang di Capital Economics Darren Tay memperkirakan perdagangan bersih masih akan menyeret Jepang ke dalam resesi di semester pertama negara-negara maju lainnya yang sedang menuju resesi.
“Hal ini karena investasi bisnis melemah lebih cepat daripada yang kami perkirakan," ungkapnya.
Di sisi lain, belanja modal turun 0,5 persen, lebih besar dari perkiraan pasar sebesar minus 0,2 persen.
Kepala ekonom Daiwa Securities Toru Suehiro mengatakan rebound ini tidak terlalu mengesankan jika dilihat dari pertumbuhan negatif di kuartal III/2022.
"Kami memperkirakan konsumsi meningkat seiring dengan stabilnya belanja jasa. Namun sulit untuk memproyeksikan pemulihan yang kuat karena tekanan dari kenaikan inflasi," katanya.