Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom Proyeksi Infrastruktur Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2023

Anggaran infrastruktur pada APBN 2023 naik sekitar 7 persen dibandingkan dengan realisasi 2022 atau dari Rp365,8 triliun menjadi Rp392 triliun.
Foto udara Jalan Tol Trans Jawa ruas Semarang-Batang, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2020). /Bisnis-Rachman
Foto udara Jalan Tol Trans Jawa ruas Semarang-Batang, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2020). /Bisnis-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melanjutkan tren positif pada 2023 namun melambat menjadi 5,04 persen. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengungkapkan pada tahun ini akan terjadi pergeseran investasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi dari komoditas menjadi bangunan dan infrastruktur. 

“Untuk 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat, kami lihat masih bisa di 5 persen untuk tumbuh,” ujarnya, Selasa (7/2/2023). 

Setelah sebelumnya pada 2022 pengeluaran pemerintah mengalami kontraksi di tengah penurunan pengeluaran untuk program Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), Faisal memperkirakan pengeluaran pemerintah akan kembali tumbuh pada 2023, termasuk persiapan pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Selain itu, sumber Gross fixed capital formation (GFCF) atau investasi tetap akan bergeser dari investasi nonbangunan & struktur, khususnya investasi terkait komoditas, menjadi investasi bangunan & struktur. 

Hal ini tercermin oleh peningkatan anggaran infrastruktur pada APBN 2023 dari Rp365,8 triliun (realisasi 2022) menjadi Rp392 triliun atau meningkat sekitar 7 persen dari kontraksi sebesar -13 persen pada 2022. 

Selain itu, pemerintah terus mendorong akselerasi kelanjutan Proyek Strategis Nasional (PSN), proyek hilirisasi, dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. 

Berdasarkan catata Kementerian Keuangan, anggaran tersebut juga diperuntukkan bagi infrastruktur konektivitas dengan membangun 571 kilometer (km) jalan, termasuk jalan baru, jalan tol, dan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). 

Selain itu, juga membangun 15.943 meter jembatan, underpass, dan flyover. Dana lainnya digunakan untuk membangun 6 lokasi bandara baru, serta rel kereta api sepanjang 6.627 kilometer spoor.

Di sisi lain, Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund/IMF) telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global dengan lebih optimis, dari 2,7 persen menjadi 2,9 persen. 

Adapun, IMF merevisi ke bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8 persen pada 2023, dari perkiraan sebelumnya 5 persen.

Dalam rilis terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,31 persen year-on-year (yoy) dan menjadi level tertinggi sejak 2014. Adapun, ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2022 tumbuh sebesar 5,01 persen yoy dan 0,36 persen quartal-to-quartal qtq.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper