Bisnis.com, JAKARTA - Penyerapan ruang perkantoran di central business district (CBD) Jakarta diproyeksikan akan kembali stabil seiring tidak ada lagi proyek baru setelah 2025.
Senior Director Office Services Colliers Indonesia Bagus Adikusumo mengatakan, sejak pandemi Covid-19, pasar perkantoran masih tertekan akibat kondisi oversupply yang tidak diiringi dengan stabilitas permintaan. Namun, kondisi tersebut akan pulih setelah pasokan baru berhenti masuk ke pasar.
"Supply [baru] ini kan memang kami perkirakan akan berhenti di tahun 2025 untuk CBD, itu terakhir yang di sebelahnya Plaza Indonesia," kata Bagus kepada Bisnis, Jumat (3/2/2023).
Adapun, gedung yang dimaksud adalah Indonesia-1 North Tower di Thamrin yang dikembangkan oleh Media Group seluas 79,486 meter persegi untuk disewakan dan Indonesia-1 South Tower di lokasi yang sama seluas 72,814 meter persegi untuk dijual.
Berdasarkan data Colliers, tingkat hunian ruang kantor di CBD area mencapai 74,7 persen pada kuartal IV/2022. Sementara itu, permintaan kantor mulai menurun sejak semester I/2022.
Hal ini dikarenakan banyak perusahaan yang menahan untuk melakukan relokasi dan ekspansi sembari menunggu stabilnya kondisi ekonomi. Bagus memprediksi tingkat hunian pada 2023 masih akan menurun karena jumlah pasokan baru yang belum terserap sepenuhnya.
Baca Juga
"Kemungkinan supply-supply baru akan tertahan karena memang berisiko bangun gedung kantor untuk sekarang ini. Pasokan existing masih perlu diisi, supply-nya masih banyak, dan okupansi cuma 70-an persen, berarti masih ada 30 persen kosong dan itu jutaan meter persegi," jelasnya.
Namun, dia meyakini kondisi perkantoran tidak akan terus menerus tertekan seperti saat ini. Bagus menuturkan, supply dan demand perkantoran akan bergerak stabil pada 2024-2026. Apalagi, supply berhenti pada 2025 sehingga otomatis tingkat hunian akan semakin meningkat.
Colliers memproyeksi tingkat hunian akan mulai membaik mulai dari tahun 2024, saat itu pasok baru juga terbatas.
Sementara itu, perusahaan di bidang energi terbarukan diperkirakan akan terus tumbuh dan menjadi penggerak permintaan ruang perkantoran ke depannya.
Lebih lanjut, tarif dasar sewa pada 2022 di CBD sebesar Rp249,562 per meter persegi. Adapun, pengelola lebih banyak memberikan insentif berbentuk keringanan fit-out, tarif parkir, dan lainnya. Di sisi lain, harga jual ruang kantor diproyeksi turun, sebab pemilik dan investor mulai realistis dengan kondisi pasar yang belum kondusif.