Bisnis.com, JAKARTA – PT Kalbe Farma Tbk. atau KLBF mulai memproduksi obat imun untuk penyintas kanker, berpotensi menekan laju impor produk tersebut yang saat ini mencapai seratus persen.
KLBF melalui anak usaha PT Kalbio Global Medika, memproduksi obat antibody monoclonal bermerek Rituxikal yang merupakan obat kritikal bagi penyintas kanker. Selama ini, obat jenis ini hampir seluruhnya didatangkan dari luar negeri.
Lokalisasi obat itupun diharapkan mampu menekan harga obat sejenis. Terlebih lagi, harga obat sejenis yang beredar saat ini masih terlampau mahal bagi konsumen Indonesia.
Presiden Direktur PT Kalbio Global Medika Sie Djohan menuturkan, produk antibodi monoklonal buatan perusahaan yang digawanginya ini memang akan lebih murah dibandingkan dengan produk yang sama buatan luar negeri.
“Produk-produk seperti ini [memang] relatif mahal, dengan inisiatif ini, diproduksi lokal ketersediaannya lebih luas, harganya kita juga lebih kompetitif. Sehingga manfaatnya lebih banyak dirasakan masyarakat,” kata Sie Djohan saat ditemui usai konferensi pers di pabrik Kalbe kawasan Cikarang pada Senin (30/1/2023).
Rituxikal sendiri merupakan antibodi monoklonal yang dibuat untuk indikasi keganasan (kanker) pada Limfoma Non-Hodgkin (NHL) dan Leukemia Limfositik Kronik.
Baca Juga
Harapan yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Penny Lukito. Menurutnya, obat yang diproduksi di dalam negeri harus memiliki harga yang baik untuk konsumen lokal.
“Untuk obat produksi dalam negeri, harapannya tentunya dengan pendampingan keamanan mutu dan khasiat yang selalu memenuhi standar yang internasional, tapi dengan harga yang saya kira harus lebih baik ya karena diproduksi dalam negeri,” ungkap Penny.
Terlebih menurut Penny, hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
“Dan ini juga mendukung program pemerintah dikaitkan dengan Inpres no 6 tahun 2016 yang mendukung kemandirian kita untuk produk-produk obat dan vaksin, terutama industri biofarmasi,” tambah Penny.
Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, Kalbe membidik target penjualan produk obat berbasis bio farmasi mencapai 5-6 persen dari total penjualan produknya.