Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lokalisasi Produk Obat Imun Kanker, Kalbe Farma (KLBF) Jamin Harga Lebih Murah

KLBF melalui anak usahanya bakal memproduksi antibody monoclonal bermerek Rituxikal yang merupakan obat kritikal bagi penyintas kanker.
Presiden Komisaris PT Kalbe Farma Tbk Irawati Setiady,  Kepala BPOM RI Penny Lukito, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius dan Presiden Direktur PT Kalbio Global Medika Sie Djohan saat konferensi pers di pabrik PT Kalbe Farma kawasan Cikarang pada Senin (30/1/2023)/Bisnis-Widya Islamiati
Presiden Komisaris PT Kalbe Farma Tbk Irawati Setiady, Kepala BPOM RI Penny Lukito, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius dan Presiden Direktur PT Kalbio Global Medika Sie Djohan saat konferensi pers di pabrik PT Kalbe Farma kawasan Cikarang pada Senin (30/1/2023)/Bisnis-Widya Islamiati

Bisnis.com, JAKARTA – PT Kalbe Farma Tbk. atau KLBF mulai memproduksi obat imun untuk penyintas kanker, berpotensi menekan laju impor produk tersebut yang saat ini mencapai seratus persen.

KLBF melalui anak usaha PT Kalbio Global Medika, memproduksi obat antibody monoclonal bermerek Rituxikal yang merupakan obat kritikal bagi penyintas kanker. Selama ini, obat jenis ini hampir seluruhnya didatangkan dari luar negeri.

Lokalisasi obat itupun diharapkan mampu menekan harga obat sejenis.  Terlebih lagi, harga obat sejenis yang beredar saat ini masih terlampau mahal bagi konsumen Indonesia.

Presiden Direktur PT Kalbio Global Medika Sie Djohan menuturkan, produk antibodi monoklonal buatan perusahaan yang digawanginya ini memang akan lebih murah dibandingkan dengan produk yang sama buatan luar negeri.

 “Produk-produk seperti ini [memang] relatif mahal, dengan inisiatif ini, diproduksi lokal ketersediaannya lebih luas, harganya kita juga lebih kompetitif. Sehingga manfaatnya lebih banyak dirasakan masyarakat,” kata Sie Djohan saat ditemui usai konferensi pers di pabrik Kalbe kawasan Cikarang pada Senin (30/1/2023).

Rituxikal sendiri merupakan antibodi monoklonal yang dibuat untuk indikasi keganasan (kanker) pada Limfoma Non-Hodgkin (NHL) dan Leukemia Limfositik Kronik.

Harapan yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Penny Lukito. Menurutnya, obat yang diproduksi di dalam negeri harus memiliki harga yang baik untuk konsumen lokal.

“Untuk obat produksi dalam negeri, harapannya tentunya dengan pendampingan keamanan mutu dan khasiat yang selalu memenuhi standar yang internasional, tapi dengan harga yang saya kira harus lebih baik ya karena diproduksi dalam negeri,” ungkap Penny.

Terlebih menurut Penny, hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6/2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

“Dan ini juga mendukung program pemerintah dikaitkan dengan Inpres no 6 tahun 2016 yang mendukung kemandirian kita untuk produk-produk obat dan vaksin, terutama industri biofarmasi,” tambah Penny.

Seperti diberitakan Bisnis sebelumnya, Kalbe membidik target penjualan produk obat berbasis bio farmasi mencapai 5-6 persen dari total penjualan produknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Widya Islamiati
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper