Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Backlog hingga Cuan Hotman Paris dari Saham ELIT

Berita tentang gurihnya segmen gen Z dan milenial dominasi pembelian dan juga berita lainnya disajikan BisnisIndonesia.id secara analitis dan mendalam.
Suasana proyek pembangunan perumahan subsidi di kawasan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Suasana proyek pembangunan perumahan subsidi di kawasan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA—Pasar properti residensial khususnya menyasar end user memiliki prospek yang positif di tengah tekanan ekonomi baik pandemi telah melanda Tanah Air maupun berbagai sentimen negatif di tahun ini. Masih tingginya angka backlog atau kebutuhan akan rumah menjadi peluang besar bagi pengembang.

Berita tentang gurihnya segmen gen Z dan milenial dominasi pembelian dan juga berita lainnya disajikan BisnisIndonesia.id secara analitis dan mendalam. Berikut lima berita pilihan dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Minggu (29/1/2023).

1. Gurihnya Segmen Gen Z dan Milenial Mendominasi Pembelian Rumah

Generasi milenial disebut kurang meminati untuk membeli rumah. Kebiasaan kaum milenial yang cenderung konsumtif di mana mereka lebih gemar berbelanja ketimbang menabung juga mempersulit untuk membeli rumah. Terlebih, harga rumah yang kian melambung dirasa semakin sulit dibeli bagi kaum muda.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat terdapat sekitar 81 juta generasi milenial di Indonesia yang masih belum memiliki rumah. Berdasarkan data BPS, angka backlog rumah mencapai 12,75 juta hunian. Hal inilah yang menjadi peluang pengembang untuk membidik generasi muda dalam memiliki rumah pertama atau end user. 

Direktur Utama PT Wida Agung Group William Widjaja mengatakan pasar properti residensial khususnya menyasar end user memiliki prospek yang positif di tengah tekanan ekonomi baik pandemi telah melanda Tanah Air maupun berbagai sentimen negatif di tahun ini. Masih tingginya angka backlog atau kebutuhan akan rumah menjadi peluang besar bagi pengembang. 

Saat ini, Wida Agung Group tengah menggarap proyek keduanya berupa kawasan perumahan Widari Village di Legok, Tangerang, Banten. Rencananya, Wida Agung Group akan membangun 1.000 unit rumah di lahan seluas 15 hektare yang merupakan tahap pertama. Adapun pengembang membenamkan nilai investasi Rp250 miliar untuk pengembangan awal. 

2. Peluang Cuan, Daftar Emiten Pemain Kendaraan Listrik

Sejumlah emiten berlomba-lomba menggenjot produksi pada ekspansi bisnisnya di sektor kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Mulai dari GOTO hingga ke SLIS. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah yang gencar mendorong penggunaan kendaraan listrik terkait dengan visi mewujudkan energi bersih.

Pemerintah menargetkan produksi sepeda motor listrik sebanyak 2 juta unit yang siap mengaspal di Indonesia pada 2025 mendatang. Potensi ini kemudian ditangkap oleh sejumlah emiten bidang energi dan batu bara, berkolaborasi dengan berbagai perusahan startup.

Belum lagi, Tarif pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB) akan dibebaskan untuk pengguna kendaraan listrik pada 2025.

3. Prospek Ciamik Kawasan Industri Tetap Tumbuh Positif di 2023

Kawasan industri menjadi sektor yang tahan banting selama pandemi Covid-19. Sejumlah konsultan properti memproyeksikan permintaan lahan industri di Indonesia diprediksi masih akan terus meningkat di tahun kelinci air. 

Berdasarkan laporan Colliers Indonesia, lahan di kawasan industri Bekasi yang selama ini difavoritkan pengembang mulai ditinggalkan. Pasalnya permintaan yang tinggi membuat ketersediaan lahan kosong kian terbatas. Pengembang pun disarankan mulai melirik potensi dari daerah lain seperti Sukabumi dan Serang.  

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan saat ini, beberapa kawasan industri populer tidak lagi menyediakan lahan baru karena adanya keterbatasan lahan untuk ekspansi. 

“Meski harga sewa lahan di Bekasi masih tinggi, namun tidak ada lagi tanah untuk pengembangan di masa depan. Beberapa perusahaan telah melihat daerah di luar Bekasi yang masih memiliki persediaan tanah mentah yang besar,” ujarnya dikutip, Sabtu (28/1/2023). 

4. Induk Nusa Dewa Siap Topang Produksi Udang Nasional

Indonesia menargetkan produksi udang pada 2024 mencapai 2 juta ton dengan kenaikan nilai ekspor 250 persen. Pengembangan induk Nusa Dewa bakal mengatasi salah satu tantangan berupa ketersediaan benih udang berkualitas.

Program induk udang vaname unggul Nusantara Sakti Dewata (Nusa Dewa) yang diluncurkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada Jumat (28/10/2022), menujukkan progres cukup signifikan. Program tersebut siap menopang peningkatan produksi udang nasional.

Hal ini terungkap dalam kunjungan kembali Menteri Trenggono ke Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) di Karangasem, Bali. Di unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya inilah program induk udang unggul dijalankan.

"Ini kali kedua saya ke sini untuk memastikan dan saya surprise ternyata bukan hanya udang yang semakin baik pembangunannya atau risetnya, tapi juga ada abalone yang sudah bisa dikembangkan yang menurut saya ini satu potensi ekonomi yang bisa dilakukan masyarakat," ungkap Menteri Trenggono, Kamis (26/1/2023).

5. Menang Banyak Hotman Paris setelah Jual Data Sinergitama (ELIT)

Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea tercatat mengurangi kepemilikan sahamnya di PT Data Sinergitama Jaya Tbk. (ELIT). Kepemilikan Hotman di ELIT saat ini tinggal 1,44 persen.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Hotman sebelumnya tercatat memiliki 101,6 juta saham ELIT, atau setara 5 persen kepemilikan. Per 24 Januari 2023, kepemilikan Hotman di ELIT berkurang menjadi 29,1 juta, atau setara 1,44 persen kepemilikan.

Dengan jumlah tersebut, Hotman tercatat menjual sebanyak 72,4 juta saham ELIT sebelum 24 Januari 2023. Meski demikian, tidak diketahui berapa harga penjualan saham ELIT yang dilakukan Hotman.

Apabila dihitung secara rentang pergerakan harga saham ELIT terendah di Rp120 dan tertinggi di Rp146, maka Hotman mendapatkan cuan dalam rentang Rp8,6 miliar hingga Rp10,5 miliar dari penjualan saham ELIT.

Harga nominal saham ELIT sendiri tercatat sebesar Rp25 per saham. Dengan harga nominal tersebut, Hotman tercatat mengeluarkan uang Rp2,5 miliar untuk membeli 101,6 juta saham ELIT, sebelum menjualnya ke pasar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : BisnisIndonesia.id

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper