Bisnis.com, JAKARTA - JPMorgan dan Standard Chartered Bank saat ini telah mengantongi izin dari pemerintah China untuk bisa mengoperasikan bisnisnya di China dalam rangka melakukan ekspansi perluasan pasar, usai negara tersebut mencabut kebijakan pembatasan Covid-19.
China kini mempercepat proses pemberian izin kepada lembaga asing untuk meningkatkan kepercayaan investor luar negeri. Hal ini sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali ekonominya yang terpukul oleh pandemi Covid-19.
Menurut Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) unit manajemen aset milik JPMorgan akan diizinkan untuk mengambil kepemilikan penuh China International Fund Management Co. (CIFM), di mana perusahaan memegang 49 persen saham.
Persetujuan itu akhirnya datang lebih dari dua tahun setelah bank AS mengajukan untuk membeli CIFM pada 2020.
JPMorgan Asset Management (JPMAM) mengatakan bahwa CIFM, yang memiliki aset klien luar negeri sekitar 170 miliar yuan atau setara dengan US$25,10 miliar nantinya akan diintegrasikan ke dalam model operasi globalnya.
"Tujuan strategis kami adalah untuk secara signifikan menumbuhkan JPMAM China untuk menjadi manajer aset asing terkemuka di China bahkan bagi investor global," kata Dan Watkins, Chief Executive Officer Asia Pasifik, dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (21/1/2023).
Direktur Pelaksana Z-Ben Advisors Peter Alexander menilai secara simbolis langkah JPMorgan sangat penting, mengingat besarnya kesepakatan, dan juga fakta bahwa China dimaksudkan untuk menjadi salah satu mesin pertumbuhan utama JPMorgan. Adapun, kesepakatan bisnis tersebut bernilai sekitar US$1 miliar.
Baca Juga
Selain JPMorgan, ada pula Standard Chartered Bank, di mana bank ini dimiliki sepenuhnya oleh Standard Chartered Holdings Limited. Inggris telah memenangkan persetujuan untuk mendirikan unit pialang sekuritas baru di China.
Dengan banyaknya perusahaan asing yang masuk ke China, ini memperlihatkan bahwa China sebenarnya memberikan kesempatan yang luas bagi para pebisnis. Sayangnya, memang pada tahun 2022 regulator dan pejabat pemerintah China harus disibukkan dengan kebijakan nol-covid, dan persiapan untuk Kongres Partai Komunis ke-20 Oktober, kata Alexander dari Z-Ben.
Hal ini juga sesuai dengan Komisi Pengaturan Sekuritas Tiongkok (CSRC) yang telah memberi lampu hijau kepada Schroders pada 13 Januari, hingga memungkinkan manajer aset Inggris untuk memperluas jejaknya di China dengan mendirikan unit reksa dana.
Manulife Financial Corp Kanada pada bulan November pun menerima persetujuan peraturan untuk mengambil kendali penuh atas usaha reksa dana China. Di bulan yang sama, manajer aset AS Neuberger Berman memenangkan persetujuan untuk mendirikan unit di China.
JPMorgan mengatakan bahwa CIFM akan beroperasi di bawah merek J.P. Morgan Asset Management (JPMAM) dan unit dana swasta China juga akan diintegrasikan ke dalam JPMAM China karena mengkonsolidasikan operasi darat.
Chief Executive Officer of Asia Pacific JPMAM Dan Watkins mengatakan bahwa mengintegrasikan keahlian domestik CIFM dengan sumber daya JPMorgan dan skala global berpotensi menciptakan suatu peluang dan momentum yang luar biasa kuat.