Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menilai bahwa inflasi masih akan bergerak di atas 4 persen pada semester I/2023, tetapi akan melanjutkan tren penurunan karena kondisi ekonomi yang lebih stabil.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan bahwa inflasi pada akhir 2022 senilai 5,51 persen jauh lebih rendah dari perkiraan konsensus di 6,5 persen. Demikian pula capaian inflasi inti 2022 senilai 3,36 persen, jauh lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia (BI) di 4,61 persen.
Meskipun begitu, menurutnya, tidak akan terjadi penurunan inflasi yang cepat pada paruh pertama tahun ini. Inflasi cenderung masih akan bergerak di atas target pemerintah.
"Kami masih memperkirakan inflasi domestik akan tetap berada di atas batas atas kisaran target 2 persen—4 persen, setidaknya hingga semester pertama tahun 2023," ujarnya pada Kamis (19/1/2023).
Menurutnya, Indonesia masih menghadapi putaran kedua dampak penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap barang dan jasa lainnya.
Harga sejumlah barang memang telah naik pada akhir 2022, tetapi terdapat berbagai jenis barang yang masih tertahan harganya.
Lalu, efek dasar (baseline effect) inflasi yang rendah pada semester I/2022 membuat posisi paruh pertama tahun ini akan mencatatkan angka pertumbuhan tinggi. Namun, setelah itu, BMRI meyakini akan terjadi penurunan secara bertahap.
"Kami memperkirakan inflasi akan terus mereda pada paruh kedua menuju 3,60 persen pada akhir tahun 2023," kata Asmo.