Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia terus membuka peluang kerja sama dengan Korea Selatan (Korsel) dalam hal mengakselerasi perbaikan mutu sumber daya manusia (SDM) dan teknologi sektor pangan di Tanah Air.
Menurut penilaian Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Parlemen Korea Selatan Edward Tannur, peluang kerja sama muncul sebagai potential effect dari Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).
"Kerja sama ini bisa lebih dipererat salah satunya, bidang pertanian di Indonesia dan Korea Selatan. Kami juga ingin ada pertukaran (SDM) pertanian, kami juga ingin pertukaran teknologi," kata Edward dalam siaran pers, Kamis (19/1/2023).
Dengan demikian, sambungnya, IK-CEPA yang resmi disahkan sejak 1 Januari 2023 diharapkan meningkatkan hubungan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan, termasuk di sektor pangan.
Di sisi lain, kata Edward, Negeri Ginseng tertarik dengan potensi sumber daya alam (SDM) di Indonesia dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti bonus demografi serta potensi lahan yang luas.
"Mereka juga tertarik dengan potensi sumber daya alam kita. Itu yang akan RI dan Korsel saling pelajari. Kita ini punya bonus demografi, potensi lahan yang besar. Jadi itu kita harus efektif dan efisien," jelasnya.
Potensi kerja sama dagang IK-CEPA tersebut sejalan dengan rekam jejak hubungan bilateral kedua negara. Dikutip dari laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, perdagangan Indonesia-Korsel mencapai US$18,4 miliar pada 2021.
Naik 37,8 persen dari sekitar US$6,95 miliar pada 2020. Selain itu, Republik Korea Selatan menduduki peringkat ke-7 sebagai investor terbesar Indonesia pada tahun 2021 dengan total penanaman modal asing (PMA) senilai US$1,6 miliar.