Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Shinta Kamdani mengungkap tiga strategi penting yang perlu dikembangkan setiap pelaku usaha, khususnya dalam menghadapi ancaman resesi ekonomi pada 2023.
"Tiga strategi [menghadapi resesi] ini saya sebut 3T, yaitu tata kelola perusahaan, tata kelola kas, dan tata kelola risiko," kata Shinta dikutip dari Antara, Senin (9/1/2023).
Shinta memaparkan, tata kelola perusahaan atau corporate governance merupakan tentang bagaimana pelaku usaha mengelola aspek internal perusahaan, mulai dari manajemen organisasi hingga operasional harian.
Kemudian, dia mengatakan tata kelola kas atau cashflow, yakni spesifik tentang pengelolaan keuangan perusahaan.
"Cashflow ibaratnya darah perusahaan, dan ini juga yang akan memungkinkan pengusaha dalam menerapkan T yang ketiga, yakni tata kelola risiko atau business risk," imbuhnya.
Dia mengatakan tata kelola risiko artinya bagaimana pelaku usaha melihat keluar, mengobservasi faktor-faktor eksternal yang perlu dipertimbangkan perusahaan untuk meningkatkan daya saing.
Baca Juga
Salah satu contohnya, yaitu apakah sebuah perusahaan perlu melakukan merger, investasi bisnis baru, atau bahkan akuisisi perusahaan. Menurut Shinta, mitigasi resiko juga dilakukan dengan menyiapkan berbagai skenario agar perusahaan lebih fleksibel menghadapi tantangan bisnis yang mungkin terjadi.
"Selain itu bagaimana kita melakukan evaluasi apakah kita perlu menyesuaikan standar operasional bisnis sebagai bentuk adaptasi saat resesi," pungkas Shinta.
Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) kembali mewanti-wanti adanya risiko resesi global pada 2023, terutama di negara-negara kecil yang rentan. Saat ini Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan China secara serentak tengah mengalami pelambatan ekonomi.
“Mulai 2023 dunia menghadapi tahun yang sulit, lebih keras dari tahun sebelumnya. Sepertiga dari ekonomi global akan berada dalam resesi karena AS, UE, dan China semuanya melambat secara bersamaan,” ujar Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dikutip dari Bloomberg, Senin (9/1/2023).