Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menargetkan 300.000 ton beras impor yang berasal dari Thailand dan Vietnam bakal masuk ke Indonesia pada Januari atau Februari 2023.
Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya, menuturkan impor beras Bulog totalnya 500.000 ton seperti yang telah ditugaskan pemerintah untuk mengisi Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Dari total tersebut, Bulog telah merealisasikan impor beras 200.000 ton pada 2022.
Beras impor tersebut, nantinya ditujukan untuk operasi pasar agar harga beras stabil di masyarakat.
“Intinya partai pertama 200.000 ton sudah jalan semua dari daerah asal pengiriman, Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar. Untuk partai kedua sebanyak 300.00 ton sudah berproses dan akan selesai semua pada akhir Februari,” ujar Tomi saat dihubungi, Senin (9/1/2022).
Seperti diketahui, impor beras dilakukan karena Bulog mengklaim tidak bisa menyerap beras petani pada periode akhir 2022. Di saat bersamaan CBP Bulog pada akhir 2022 stoknya menipis yakni hanya sekitar 200.000 ton.
Dirut Utama Bulog, Budi Waseso, mengatakan idealnya CBP sekitar 1-1,2 juta ton pada akhir 2022. Dia mengatakan, impor beras mendesak dilakukan meski tidak juga akan memenuhi target CBP.
“Kalau kita memenuhi dari impor pun belum tentu ada kepastian sesuai dengan tugas Bulog 1 juta," kata Budi Waseso dalam rapat dengan Komisi IV DPR, Rabu (7/12/2022).
Seperti diketahui, langkah pemerintah melakukan impor beras menuai polemik. Padahal, sebelumnya selama tiga tahun berturut-turut Indonesia dianggap sebagai negara yang swasembada beras.
Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Lembaga Penelitian Padi Internasional (IRRI) memberikan penghargaan kepada pemerintah Indonesia karena dianggap swasembada beras. Selama tiga tahun berturut-turut, sejak 2019 hingga 2021, Indonesia disebut bisa konsisten memproduksi beras sebanyak 31,3 juta ton.