Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat realisasi investasi dari China mencapai US$60,25 juta atau setara dengan Rp864,6 miliar pada kuartal III/2022. China menempati posisi pertama dalam investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Kaltim.
"Investasi dari PMA ke Kaltim pada kuartal III/2022 total mencapai US$307,32 juta atau Rp4,41 triliun, dengan sumbangan terbesar dari China," ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim Puguh Harjanto dikutip dari Antara, Kamis (5/1/2023).
Dia mengatakan investasi dari China sebesar Rp864,6 miliar memberikan kontribusi sebesar 19,6 persen dari total PMA yang masuk ke provinsi tersebut.
Sementara itu, lanjutnya, proyek yang dikerjakan sebanyak 11 paket yang tersebar pada sejumlah kabupaten/kota di Kaltim.
Lebih lanjut, Singapura menduduki posisi ke-2 dengan investasi US$49,7 juta atau setara dengan Rp713,31 miliar atau 16,17 persen dari total investasi yang masuk ke Kaltim. Dana investasi Singapura digunakan untuk 109 proyek.
Sementara itu, Korea Selatan berada di posisi ketiga dengan nilai US$49,45 juta atau setara Rp709,67 miliar untuk 9 proyek.
Berdasarkan sektor usaha, katanya, maka subsektor pertambangan mendapatkan investasi terbesar US$142,79 juta, setara dengan Rp2,08 triliun. Alokasi tersebut mengambil porsi 46,46 persen dari keseluruhan realisasi PMA.
Subsektor lain yang memberikan kontribusi cukup besar adalah industri mineral non-logam US$42,55 juta dan kehutanan US$21,04 juta.
"Secara keseluruhan terdapat 8 subsektor lapangan usaha yang memberikan kontribusi terhadap nilai investasi PMA pada kuartal III/2022, kemudian ada 25 negara yang berinvestasi ke Kaltim untuk 18 subsektor lapangan usaha itu," imbuhnya.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, dia mengatakan subsektor pertambangan mampu menyerap 1.179 tenaga kerja (38,47 persen), serta tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan menyerap 1.039 tenaga kerja (33,85 persen).
Disusul lapangan usaha dari subsektor industri mineral non-logam yang menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 233 orang.
"Data tersebut mencapai 7,59 persen dari total jumlah tenaga kerja Indonesia yang terserap pada kuartal III/2022," ucapnya.