Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Obral Sertifikat Energi Terbarukan, Murah Dibandingkan India

Hingga November 2022, penjualan sertifikat energi terbarukan sudah menembus di angka 1.362.405 megawatt hour (MWh).
Tangkapan udara PLTMH Logawa Baseh milik PT Sumarah Energi, perusahaan mitra PT Banyumas Investama Jaya, yang berhasil menjadi pemasok tenaga listrik berbasis EBT ke PLN. /Bisnis-M. Faisal Nur Ikhsan
Tangkapan udara PLTMH Logawa Baseh milik PT Sumarah Energi, perusahaan mitra PT Banyumas Investama Jaya, yang berhasil menjadi pemasok tenaga listrik berbasis EBT ke PLN. /Bisnis-M. Faisal Nur Ikhsan

Bisnis.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengungkapkan harga jual sertifikat energi terbarukan atau renewable energy certificate (REC) yang ditawarkan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN terbilang murah jika dibandingkan dengan harga yang dipatok di sejumlah negara seperti India dan Australia.

Kepala Pusat Pangan, Energi dan Pembangunan Berkelanjutan Indef Abra Talattov mengatakan harga yang ditawarkan PLN itu bakal ikut mengungkit daya saing industri domestik mendatang di tengah momentum peralihan energi saat ini.

Adapun, Indef mencatat harga jual REC yang ditawarkan PLN berada di angka Rp35.000 per 1 unit REC dengan kapasitas 1.000 kilowatt per hour (kWh). Sementara harga jual REC yang dipatok di India berada di kisaran Rp180.000 per 1 unit REC dan Australia menjual 1 unit REC di angka Rp300.000.

“Dengan biaya REC yang murah tersebut justru akan menjadi keunggulan kompetitif bagi industri tanah air, dan juga akan menjadi salah satu daya tarik investor untuk membangun pabrik di Indonesia,” kata Abra saat dihubungi Senin (2/1/2023).

Di sisi lain, Abra memproyeksikan, potensi pasar penjualan sertifikat energi terbarukan di dalam negeri bakal bertumbuh pesat berdasar pada realisasi permintaan yang tinggi dari sejumlah industri dua tahun terakhir ini.

“Permintaan listrik bersih ini pasti akan besar dilihat dari kebutuhan industri untuk bisa menghasilkan produk yang hijau terutama yang orientasi ekspor,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, PLN melaporkan realisasi penjualan sertifikat energi terbarukan atau renewable energy certificate (REC) sudah menembus di angka 1.362.405 megawatt hour (MWh) sepanjang Januari hingga November 2022.

Torehan penjualan sertifikat hijau itu mengalami kenaikan signifikan mencapai 342,05 persen jika dibandingkan dengan pencatatan sepanjang 2021 di angka 308.201 MWh.

EVP Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN Warsono mengatakan tren permintaan REC dari industri domestik belakangan tumbuh signifikan seiring dengan pulihnya penjualan listrik dari sektor industri dan bisnis pada akhir 2022 lalu.

Menurut Warsono, permintaan REC itu didominasi oleh sejumlah perusahaan yang berorientasi ekspor, jaringan internasional serta pangkalan data atau data center.

“Data center mungkin belum banyak tetapi permintaannya sudah cukup signifikan ada beberapa yang sudah kita layani,” kata Warsono saat ditemui Bisnis belum lama ini di Jakarta.

Malahan, sejumlah industri itu mulai ikut menggunakan skema penambahan pembangkit EBT secara khusus atau direct power purchase agreement (PPA) yang lebih dahulu dilakukan oleh Amazon pada puncak pergelaran KTT G20 pertengahan November lalu.

Lewat skema itu, Amazon sepakat untuk membeli listrik PLN berbasis EBT yang dipasok lewat empat proyek PLTS pengembangan dengan kapasitas 210 megawatt yang masuk dalam jaringan Jawa-Madura-Bali.

“Yang REC kita menggunakan EBT yang sudah ada kita berikan kepada pelanggan, tetapi Amazon kita tambah EBT baru yang kita dedikasikan untuk mereka,” kata dia.

Adapun PLN mencatat pendapatan dari penjualan REC sepanjang Januari hingga November 2022 berada di angka Rp47,67 miliar atau naik 15,16 persen secara bulanan.

Dari sisi jumlah pembeli sertifikat hijau itu turut mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hingga akhir 2022, terdapat 260 korporasi dan ritel yang terdaftar pada pembelian sertifikat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper