Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Booming Investasi Pengolahan Mineral, ESDM Arahkan Smelter Beli Listrik PLN

Kementerian ESDM menganjurkan agar smelter mineral dapat memanfaatkan pasokan listrik PLN untuk memenuhi kebutuhan listriknya.
Pekerja memerbaiki jaringan listrik PLN./Bloomberg-Dimas Ardian
Pekerja memerbaiki jaringan listrik PLN./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menganjurkan agar pabrik pengolahan dan pemurnian atau smelter mineral yang dekat dengan jaringan listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN untuk mengambil daya dari perusahaan setrum pelat merah tersebut.

“Kalau ada jaringan PLN, sebaiknya [smelter ambil listrik] dari PLN,” kata Staf Khusus Menteri ESDM Irwandy Arif saat dihubungi, Selasa (20/12/2022).

Menurut Irwandy, anjuran itu menjadi bagian dari amanat transisi energi yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik yang disahkan pada 13 September 2022 lalu.

Hanya saja, Irwandy mengaku, belum memegang data terkini ihwal persentase komitmen permintaan listrik dari smelter pada PLN jika dibandingkan dengan pembangkit terpasang milik industri terkait.

“Saya belum punya data detailnya, coba tanya ke PLN,” kata Irwandy.

Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, perseroan tengah menghitung ulang potensi penambahan daya terpasang pembangkit untuk mengimbangi komitmen investasi dan listrik dari perusahaan pengolahan mineral mendatang.

Peningkatan investasi serta komitmen permintaan itu didorong oleh kebijakan moratorium ekspor mineral tambang yang dibarengi dengan kewajiban industri untuk melakukan pengolahan bahan baku di dalam negeri. Konsekuensinya, investasi yang masuk untuk smelter saat ini melampaui prediksi penyediaan listrik PLN. 

“Membuat investasi pengolahan nikel itu tumbuh luar biasa, di sini ada namanya additional demand di luar prediksi dari rencana usaha penyediaan tenaga listrik,” kata Darmawan dalam Indonesia Economic Outlook 2023, Selasa (20/12/2022).

Kendati demikian, Darmawan menggarisbawahi, hitung-hitungan penambahan daya terpasang pembangkit itu bakal dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Alasannya, perhitungan yang meleset dengan realisasi investasi smelter justru bakal memperlebar kondisi kelebihan pasokan atau oversupply listrik tahun ini.

Berdasarkan skenario yang disusun PLN, 155 potensi konsumen tegangan tinggi (KTT) diperkirakan membutuhkan daya listrik hingga 28 gigawatt (GW) yang masuk pada kategori high risk. Sementara itu, kategori high medium diidentifikasikan dengan 110 KTT dengan potensi permintaan 18 GW.

Di sisi lain, kategori medium risk diproyeksikan berasal dari 59 KTT dengan kapasitas tambahan terpasang mencapai 8 GW. Adapun, PLN menetapkan kategori low risk dengan asumsi 18 KTT yang membutuhkan daya di angka 1,7 GW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper