Bisnis.com, JAKARTA - Pemilik Twitter Elon Musk melakukan jajak pendapat yang meminta pengguna untuk memilih apakah dia harus mundur sebagai Chief Executive Officer (CEO) platform media sosial tersebut.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (19/12/2022), dengan sekitar empat jam waktu setempat tersisa 14 juta suara sudah diberikan, 57 persen peserta atau karyawan Twitter mengatakan 'Ya'.
"Haruskah saya mundur sebagai kepala Twitter? Saya akan mematuhi hasil polling ini," cuit Elon Musk Minggu (18/12/2022).
Miliarder pemilik Twitter sekaligus kepala eksekutif Tesla Inc. akan mematuhi hasil jajak pendapat seperti janjinya dalam tweet hari Minggu. Bahkan, dia juga akan meminta maaf terkait setiap perubahan kebijakan besar di masa depan.
Tiga dari trending topik teratas di Amerika Serikat (AS) semalam adalah tentang platform tersebut, termasuk "VOTE YES" dan "CEO of Twitter".
Menyusul pengambilalihan Twitter, Elon Musk telah menerima kritik atas perubahannya yang besar di jejaring sosial tersebut. Mulai dari memecat lebih dari setengah staf Twitter hingga mengembalikan akun yang sebelumnya dilarang.
Hal tersebut dilakukan Elon Musk guna mengembalikan fokusnya pada Tesla yang sahamnya anjlok sejak dengan enggan menyelesaikan akuisisi Twitter pada akhir Oktober, dia menghabiskan sebagian besar waktunya di layanan sosial tersebut.
Selain itu, Twitter juga mengumumkan dan menarik perubahan kebijakan yang melarang akun dibuat semata-mata untuk mempromosikan jejaring sosial yang bersaing.
Keputusan itu menyebabkan penangguhan setidaknya satu akun terkemuka yang mendorong Elon Musk untuk mengatakan dia akan menyesuaikan kebijakan hanya jam setelah diperkenalkan.