Bisnis.com, JAKARTA - Minat masyarakat terhadap rumah tapak (landed house) masih lebih unggul dibandingkan dengan apartemen hingga tahun depan.
Berdasarkan laporan Consumer Sentiment Survey H1/2022, sebanyak 98 persen responden memilih hunian rumah tapak, dan hanya 2 persen yang menjadikan apartemen sebagai pilihan utama.
Pengamat properti Panangian Simanungkalit mengatakan terdapat berbagai alasan mengapa banyak orang mengincar rumah tapak dibanding apartemen.
"Salah satunya karena sertifikat kepemilikan tanah rumah tapak bukan merupakan hak milik bersama atau strata title melainkan hak milik atas nama pribadi," ujarnya, Sabtu (17/12/2022).
Dia menjelaskan hak kepemilikan dan hak pengelolaan memang bukan urusan yang sederhana. Diperlukan edukasi dan sosialisasi dari pemerintah mengenai aturan baru ini, diiringi pengawasan di lapangan untuk memberi rasa aman bagi pencari hunian agar melihat apartemen sebagai pilihan yang menarik.
Kedua, lanjutnya, konsumen yang membeli rumah tapak memiliki kebebasan dan keleluasaan dalam hal mendekorasi, mengubah bentuk bangunan hingga meninggikan lantai bangunan.
“Saat di apartemen, penghuni harus menerima bahwa ruangan yang tersedia cukup terbatas. Bahkan, untuk merenovasi juga tidak bisa dianggap gampang karena harus mempertimbangkan desain, biaya, dan perizinannya,” katanya.
Ketiga, karena alasan investasi. Rumah tapak akan punya nilai yang jauh lebih tinggi untuk dijual di kemudian hari. Nilai investasinya akan lebih tinggi karena tanah pribadi.
Keempat, terkait harga, di mana ketika ada rumah tapak yang harganya masih kompetitif dibanding sewa apartemen, orang tentu condong untuk beli rumah tapak.
Apartemen itu berhasil jika dia berada di tengah kota dengan harga tanah sudah sangat mahal. Menurutnya, apartemen itu masih belum bisa diterima di semua lokasi, terutama wilayah penyangga DKI Jakarta seperti di Bogor, Depok, Bekasi dan Serpong.
"Harga rumah tapak juga masih sangat terjangkau, range harga antara apartemen dan rumah tapak di sana tidak jauh berbeda. Apartemen bisa Rp300 hingga Rp500 juta, sementara rumah tapak Rp500 juta pun ada,” jelasnya.