Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cerita Bos Garuda (GIAA) soal Hambatan Pemugaran Pesawat Pascapandemi

Garuda Indonesia (GIAA) menargetkan penambahan pesawat yang bisa dioperasikan kembali tahun depan menjadi 120 unit.
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian
Karyawan melakukan perawatan pesawat milik PT Garuda Indonesia di dalam hanggar di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Banten, Kamis (30/6/2022). Bloomberg/ Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra menyampaikan adanya hambatan mengenai restorasi pesawat pascapandemi. Seperti diketahui, perseroan menargetkan penambahan pesawat yang bisa dioperasikan kembali tahun depan menjadi 120 unit.

Usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (5/12/2022), Irfan menegaskan keseriusan Garuda Indonesia untuk merestorasi pesawat yang disimpan (grounded) selama pandemi. Upaya restorasi pesawat sejalan dengan upaya untuk bisa menekan tingginya harga tarif penerbangan, yang dipicu oleh terbatasnya armada yang dioperasikan.

"Saya terbuka, bahwa kami punya sedikit hambatan proses restorasi dari GMF [PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk.] dari engine yang besar terpaksa masih dilakukan di luar negeri. Ini jadinya bersaing maskapai lain yang mau restorasi jadi jadwalnya agak ketat," tutur Irfan, Senin (5/12/2022).

Irfan menyampaikan bahwa sebagian pemugaran pesawat menggunakan pendanaan dari PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) senilai US$50 juta. Utamanya, untuk pesawat tipe Boeing 737.

Pemugaran pesawat juga tidak hanya akan dilakukan pada pesawat Garuda Indonesia, namun juga anak usahanya yakni Citilink.

"Lumayan banyak [yang direstorasi]. 60 pesawat Garuda, 60 pesawat Citilink," kata Irfan.

Irfan berharap agar suntikan dana segar melalui skema Penyertaan Modal Negara Rp7,5 triliun nantinya bisa digunakan sebagian untuk restorasi pesawat milik perseroan

Komisi VI DPR telah memberikan lampu hijau pada pemberian PMN, sebagai salah satu upaya untuk menyelamatkan BUMN aviasi itu, dan Presiden Joko Widodo pun telah meneken Peraturan Pemerintah (PP) mengenai pemberian modal tersebut.

"[PMN] ini masuk dalam budget APBN 2022. Prosesnya dibantu banyak orang Kemenkeu, [Kementerian] BUMN, Setneg, dan Kemenkumham. PMN turun pada 22 Desember atau paling telat 22 Desember," terang Irfan.

Senada, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memprediksi dana PMN untuk Garuda cair pada pekan ketiga Desember 2022.

Pria yang akrab disapa Tiko itu juga menyebut sebanyak 80 unit pesawat milik Garuda dan Citilink telah beroperasi. Targetnya, total unit armada yang beroperasi pada akhir tahun bisa bertambah menjadi 100.

"Ada keterlambatan sedikit, tetapi 120 pesawat [ditargetkan] beroperasi kuartal I/2023 full capacity. Jadi, diharapkan per kuartal I/2023 ini benar-benar beroperasi setelah cairnya PMN Desember ini," terang Tiko pada rapat Komisi VI di hari yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper