Bisnis.com, JAKARTA – China akan meluncurkan pilar ketiga sistem pensiun pada awal tahun depan dengan melibatkan perusahaan swasta. Program ini diperkirakan dapat membawa dana masyarakat US$1,5 triliun atau sekitar Rp23.142 triliun ke dalam sistem keuangan (kurs Rp15.428).
Program pensiun ketiga ini diluncurkan setelah dua sistem sebelumnya yakni dana pensiun wajib, dan dana pensiun pekerja dirasakan belum cukup mampu menyerap dana masyarakat. Program ini menyasar 1,4 miliar penduduk yang beranjak menua.
Kepastian program dana pensiun yang dijalankan perusahaan swasta di China pada awal tahun depan itu dilansir oleh South China Morning Post yang dikutip Minggu (4/12/2022). Media dalam konglomerasi Alibaba Group itu menyebutkan kebijakan terbaru dari China itu akan membawa dana tambahan bagi lembaga keuangan mulai dari bank, asuransi, hingga pengelola kekayaan.
“[Tujuan untuk] mengembangkan keuangan pensiun komersial, inovasi dalam layanan dan produk yang dapat memenuhi tuntutan pensiun masyarakat yang beragam, dan dapat menyediakan produk keuangan yang lebih aman, matang, dan stabil dengan target [investasi] standar untuk memastikan nilai jangka panjang,” kata Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China (CBIRC) dalam pernyataannya.
CBIRC menyampaikan bahwa perusahaan asuransi akan membantu klien membuat akun, merencanakan pensiun, mengelola dana di akun, dan mengelola risiko. Lebih lanjut, CBIRC menyebutkan selama uji coba akan mengevaluasi kinerja program percontohan dan meningkatkan regulasi untuk mempromosikan pengalaman pensiun yang lebih baik di masa mendatang.
“[Program] pensiun komersial akan membantu mengatasi masalah pensiun bagi penduduk China karena rekening [tabungan] pribadi tidak dapat menyelesaikan semua masalah,” kata kepala penelitian keuangan nonbank di Huatai International, Li Jian.
Baca Juga
Potensi dana jumbo ini membuat sejumlah lembaga keuangan global seperti BlackRock CCB, China Asset Management, Industrial Bank, Fidelity International, dan Manulife bersiap bertarung merebut peluang.