Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saran Ketum Apindo soal Larangan Truk Sarat Muatan

Ketum Apindo menyarakan pemerintah menunda kebijakan pelarangan truk sarat muatan atau over dimension over loading (ODOL) tahun depan, namun dengan catatan.
Truk sarat muatan melintasi jalur lintas Sumatra Timur di Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Jumat (3/5/2019)./Bisnis-Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019-Abdullah Azzam.
Truk sarat muatan melintasi jalur lintas Sumatra Timur di Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Jumat (3/5/2019)./Bisnis-Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019-Abdullah Azzam.

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyarakan pemerintah menunda kebijakan pelarangan truk sarat muatan, atau over dimension over loading (ODOL) tahun depan. 

Namun, selama penundaan tersebut, dia juga menyarankan agar pemerintah melakukan sejumlah intervensi. Intervensi ini dianggap penting untuk mencegah kenaikan ongkos angkutan barang, yang belum lama ini semakin tinggi akibat penaikan harga BBM.

"Kapasitas satu kali angkut 4 ton, sekarang [setelah Zero ODOL 2023] jadi 2 ton. Jadi ada 2 rit atau kali pengiriman dan ongkosnya jadi mahal. Kalau saya sarankan, kebijakannya ditunda dulu, dan transisi dikerjakan," ujar Hariyadi, Minggu (27/11/2022).

Sebagai catatan, inisiatif Indonesia Zero ODOL 2023 sebenarnya sudah molor beberapa kali sejak pertama diumumkan secara resmi pada 2018. 

Pemerintah menargetkan kebijakan Zero ODOL bisa diterapkan pada awal 2023. Namun, Hariyadi menilai pengusaha pemilik barang maupun pengusaha truk belum siap untuk bisa mengikuti kebijakan pemerintah tersebut.

Karenanya, Hariyadi menyarankan dua hal yang bisa dilakukan pemerintah untuk membantu pengusaha truk. Khususnya dalam menormalisasi dimensi maupun memodifikasi armada kendaraan angkutan barang.

Pertama, melalui skema pemberian insentif.

"Insentif yang diberikan juga harus jelas. Pemerintah bisa intervensi dengan kasih subsidi bunga atau gimana. Kami dulu pernah alami itu untuk industri tekstil di mana pemerintah kasih subsidi bunga untuk peremajaan mesin tekstil," 

Kedua, memberikan kelonggaran regulasi bagi perusahaan truk dalam memodifikasi armadanya. Hariyadi mengatakan pemerintah bisa mendukung perusahaan truk agar bisa menambah kapasitasnya menjadi multi axle atau multi sumbu.

Dua macam intervensi itu, menurut Hariyadi, dapat membantu perusahaan angkutan truk untuk lebih siap menghadapi kebijakan pelarangan truk sarat muatan, begitu pula para pengusaha pemilik barang.

"Jangan dibalik, kapasitas angkut sekian banyak diintervensi, jadinya mahal ongkos angkutan. Memang kapasitas angkut sekarang jadi tidak benar dengan adanya ODOL, tapi gimana caranya ada langkah transisi terlebih dahulu," tuturnya.

Di sisi lain, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) tidak banyak mempermasalahkan soal kebijakan Zero ODOL 2023. Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan menyebut hanya perlu untuk menyesuaikan muatan yang diangkut sesuai dengan Jumlah Berat yang Diizinkan (JBI).

Gemilang mengatakan bahwa faktor keselamatan menjadi pertimbangan pertama dalam pembahasan mengenai truk ODOL, atau truk over dimension over loading. Untuk itu, asosiasi mendukung penuh apabila pemerintah tegas dalam melarang truk sarat muatan.

Apalagi, Aptrindo menilai bahwa selama ini perusahaan angkutan barang hingga pengemudi kerap disalahkan apabila membawa muatan berlebih. Sebaliknya, pemilik barang yang "nakal" memuat barangnya melebihi kapasitas truk, tidak terkena hukuman.

"Kami bakal mengurangi muatan [yang berlebih]. Selama ini, kami yang dituduh melakukan perbuatan ODOL. Setelah [Zero ODOL] berlaku, muatan dan kuantitas akan sesuai dengan standar dan ongkosnya," kata Gemilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper