Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan menggaet swasta untuk mengembangkan konektivitas dari dan menuju stasiun Kereta Cepat Jakarta--Bandung. Pihak swasta akan dilibatkan khusus untuk mengembangkan aksesibilitas dari dan menuju stasiun Kereta Cepat.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap, bahwa partisipasi pengembang nantinya akan dilibatkan untuk menyediakan kawasan transit maupun aksesibilitasnya dari dan ke empat stasiun Kereta Cepat, yakni Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
"Ini bukan kami saja, nanti ada pengembang swasta juga. Jadi kami akan membuka akses di stasiun dan membangun akses jalannya, tapi kami harapkan partisipasi dari pengembang swasta juga. Termasuk konektivitas dengan real estate di mana mereka menyediakan shuttle atau kendaraan dalam kompleks," terang Kartika di sela-sela Rapat dengan Komisi VI DPR, Rabu (23/11/2022).
Konektivitas Kereta Cepat dengan moda lain sudah terencana dan tersedia khususnya di Jakarta. Nantinya, Stasiun Kereta Cepat Halim akan terintegrasi dengan Stasiun LRT Jabodebek Halim.
Sementara itu, calon penumpang Kereta Cepat juga bisa menuju Stasiun Halim dengan LRT Jabodebek melalui Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas. Di sana, integrasi multimoda juga disediakan denagn sejumlah transportasi Ibu Kota seperti MRT Jakarta, KRL Jabodetabek, dan Transjakarta.
Oleh karena itu, pria yang akrab disapa Tiko itu tengah merancang konektivitas yang sama di tiga stasiun lainnya seperti Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.
Partisipasi swasta untuk mengembangkan konektivitas, lanjut Tiko, diharapkan bisa menarik minat masyarakat untuk menggunakan Kereta Cepat. Dia memprediksi bahwa dibutuhkan sekitar lima tahun sebelum masyarakat familier dengan moda transportasi tersebut.
"Kami rancang konektivitas di Karawang dengan real estate di sekitarnya seperti Deltamas. Lalu di Padalarang dengan Kota Baru Parahyangan, dan Tegalluar dengan Summarecon itu akan kami terus koneksikan. Memang tidak mungkin langsung ramai," jelasnya.
Di sisi lain, pengembangan kawasan transit berorientasi Transit Oriented Development (TOD) di sekitar stasiun belum akan dibangun dalam waktu dekat setelah pengoperasian Kereta Cepat. Menrutu Tiko, ada berbagai faktor yang memengaruhi hal tersebut.
Pertama, keuangan emiten PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) yang ikut menggarap prasarana Kereta Cepat belum pulih akibat pandemi.
"Jadi tidak ada modal untuk percepatan TOD," kata Mantan Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. itu.
Kedua, sektor properti yang kini mengalami pelemahan. Oleh karena itu, pengembangan TOD masih akan menunggu beberapa tahun setelah pengoperasian.
Adapun proyek Kereta Cepat Jakarta--Bandung telah berjalan 80,4 persen. Kereta Cepat ditargetkan beroperasi pada Juni 2023.
Swasta Bakal Ikut Kembangkan Konektivitas Stasiun Kereta Cepat
Pemerintah akan menggaet swasta untuk mengembangkan konektivitas dari dan menuju stasiun Kereta Cepat Jakarta--Bandung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dany Saputra
Editor : Nancy Junita
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
2 jam yang lalu