Bisnis.com, BADUNG - Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 Bali sudah resmi berakhir. Siapa sangka, dampak momen akbar tersebut turut dirasakan oleh para pelaku UMKM di Nusa Dua.
Berkah dari gelaran KTT G20 Bali turut dirasakan oleh Ketut Medana. Dia merupakan pemilik dari penginapan Sari Inn yang terletak di Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali.
Ketut mengungkapkan tamu-tamu sudah memesan kamar di penginapannya bahkan beberapa hari sebelum acara puncak KTT G20 berlangsung, yakni pada 15-16 November 2022.
"[Tamu menginap] dari persiapan sebelumnya. Ada dari 2–3 hari atau seminggu sebelum G20. Sebelum itu juga ada tamu yang bolak-balik cek persiapan hotel," ujarnya ketika ditemui Bisnis, Kamis (17/11/2022).
Dia menuturkan semua kamar dari total 15 kamar di penginapan Sari Inn penuh disewa oleh tamu yang ingin mengikuti gelaran KTT G20 Bali.
Meski demikian, Ketut mengatakan sebagian besar tamu di penginapannya merupakan wisatawan lokal yang bekerja sebagai event organizaer di rangkaian acara G20.
Baca Juga
Selain dekat dengan lokasi acara, yaitu di kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, dia menuturkan banyak tamu lokal yang memilih menginap di Sari Inn karena harganya yang terjangkau.
Ketut mengatakan dirinya tidak menaikkan harga sewa penginapan secara drastis karena kondisi pariwisata di Bali belum sepenuhnya pulih.
"Iya, sesuaikan lingkungan dan yang lain juga. Saya ikut naik Rp350.000–Rp500.000 [per malam], tapi masih murah. Kami juga tak berani terlalu mahal karena ekonomi juga masih begini, kami juga sesuaikan juga," jelasnya.
Dia mengungkapkan acara KTT G20 Bali telah mendongkrak tingkat okupansi kamar hotel, terutama yang penginapan di kawasan Nusa Dua.
Ketut menuturkan banyak penginapan di wilayah Tanjung Benoa yang tutup selama tiga tahun atau saat pandemi Covid-19.
Menurutnya, sebagian besar penginapan buka kembali lantaran banyaknya permintaan dari tamu-tamu yang mengikuti acara G20 Indonesia. Dia pun berharap agar pariwisata di Pulau Bali, khususnya Nusa Dua, bisa kembali normal meskipun gelaran G20 sudah berakhir.
"Kalau sekarang baru dibuka 2 bulan karena pesanan G20 ini saja. Murni tamunya G20 saja. Selain itu tidak ada, di Benoa pun rata-rata sama juga tidak menerima tamu lain, habis G20 mungkin dibuka perlahan-lahan," ucapnya.
Selain Ketut, pelaku UMKM yang juga merasakan berkah dari perhelatan G20 Bali adalah Aisyah, penjaga Warung Banyuwangi Bu Ika.
Dia mengaku mendapat pesanan nasi kotak dari konsumen yang mengikuti kegiatan G20 di ITDC.
"25 kilogram sejak G20, biasanya 15 kilogram. ekarang ada tambah pesanan bisa sampai 35 kotak. Dulu mah tidak ada," jelasnya.
Dia menuturkan konsumen banyak yang datang ke warung sejak 5 November. Pesanan yang masuk biasanya makan siang dan makan sore, dua kali masing-masing 35 kotak.
Aisya mengatakan pesanan saat acara G20 cenderung sekarang ramai, biasanya sepi.
Meski ada acara G20, dia mengatakan pemilik warung tidak pernah naikin harga juga.
"Pelanggannya orang sini dan tamu luar saja, sama polisi, pak tentara kalau mau makan ke sini, selain itu biasa-biasa aja," ucapnya.