Bisnis.com, JAKARTA - Agung Sedayu Group tetap optimistis menangkap peluang bisnis properti di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara meski diterpa berbagai isu bencana air di kawasan pesisir tersebut.
Sebagaimana diketahui, Jakarta beberapa tahun ke belakang ini disebut berpotensi tenggelam karena permukaan tanah menurun dengan laju rata-rata 10 cm per tahun dan meningkatnya muka air laut.
Untuk mencegah terjadinya bencana air tersebut, Agung Sedayu Group menerangkan sejumlah upaya yang dilakukan, di samping masifnya pembangunan proyek residensial, komersial, dan destinasi wisata di PIK.
CEO Commercials dan Hotels Divisi 2 Agung Sedayu Group Natalia Kusumo menegaskan pihaknya menerapkan sistem polder Belanda di sekeliling area PIK.
"Kami menerapkan polder sistem seperti yang diterapkan di Belanda, sarana tersebut meliputi sistem drainase kawasan, kolam retensi, dan tanggul keliling kawasan," kata Natalia, Kamis (17/11/2022).
Tak hanya itu, dia menerangkan PIK memiliki banyak reservoir sebagai tempat untuk menampung derasnya curah hujan. Adapun, resorvoir hadir di berbagai lokasi hunian maupun komersial.
Baca Juga
"Selain itu, pengoperasian pompa air saat hujan deras mengurangi saturasi penyerapan air di tanah," ujarnya.
Dengan sejumlah penanganan tersebut, Agung Sedayu meyakini letak geografis PIK termasuk PIK2 yang berlokasi di sepanjang pesisir pantai (coastal line) tetap menjadi lokasi yang tepat untuk hunian, bekerja dan destinasi wisata.
Setiap proyek di kawasan tersebut menawarkan kenyamanan dengan khas udara laut yang segar dan sinar matahari yang indah sebagai relaksasi penghuni dan pengunjung.
"Tingginya antusiasme pasar dan terus bertambahnya volume pengunjung menjadikan kawsan ini semakin diminati oleh para calon investor dan penghuni maupun wisatawan lokal dan internasional," jelasnya.
Di sisi lain, berdasarkan model data terbaru dari Kementerian PUPR, perkiraan awal wilayah pesisir Jakarta akan terendam dan berada di bawah permukaan laut sekitar 24,86 persen di tahun 2035.
Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga, mengatakan hal tersebut harus menjadi perhatian serius pemerintah, karena penurunan muka tanah dan kenaikan air laut memiliki dampak yang signifikan bagi wilayah utara Jakarta.
"Jakarta bagian utara jika tidak dilakukan upaya penyelematan serius, seiring dengan percepatan penurunan muka tanah dan kenaikan air laut, maka bisa diperkirakan pesisir jakarta akan terendam permanen atau tenggelam," kata Nirwono.