Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I (Persero) bersiap memetik buah manis pada akhir tahun ini mengantisipasi tingginya permintaan pada akhir tahun periode Natal dan Tahun Baru.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi menjelaskan kinerja keuangan perseroan hingga Oktober 2022 masih merah atau mencatat rugi hingga Rp813 miliar.
Namun, Faik optimistis hingga dua bulan menjelang berakhirnya tahun ini, kerugian operasi yang mesti ditanggung oleh perseroan mampu diperkecil. Dengan demikian, pada 2023, AP I sudah mampu mencetak laba bersih.
“Saya proyeksikan sampai Desember kerugian makin berkurang, yang pasti pada 2023 kami targetkan sudah positif,” ujarnya, Rabu (16/11/2022).
Dari sisi jumlah penumpang, per Oktober 2022, AP I bahkan telah melampaui target Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) pada 2022. Jumlah penumpang di 15 bandara hingga periode tersebut tembus sebanyak 43 juta penumpang atau lebih besar 5 juta penumpang dari target tahun ini sebesar 38 juta penumpang. Menjelang akhir tahun ini, kinerja AP I bakal terdongkrak dengan momentum Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
"Sampai dengan akhir Oktober saja sudah 43 juta, jadi kita memproyeksikan nanti sampai Desember mungkin di angka sekitar 50 juta penumpang satu tahun, jauh di atas RKAP,” ujarnya.
Baca Juga
Menghadapi 2023, AP I menyikapinya dengan lebih tenang, karena selama pandemi, perseroan telah berhasil meningkatkan kapasitas penumpang di beberapa bandara kelolaannya. Misalnya di Yogyakarta International Airport (YIA), Banjarmasin, hingga Ambon.
Dengan adanya pagebluk juga, AP I telah mengubah ini merubah strategi dalam dengan pengembangan bandara, termasuk meningkatkan pergerakan bandara dengan memanfaatkan mitra strategis. Keberadaan strategic partner tersebut diharapkan bisa mempercepat pemulihan, tidak hanya dalam hal pengelolaan bandara, tapi juga pemanfaatan aset di sekitar bandara.
Operator bandara pelat merah tersebut tengah mempertimbangkan aset perseroan yang sudah berstatus clean and clear untuk melakukan kerja sama dengan strategic partner.
Dia mencontohkan untuk bandara YIA ada sekitar 84 hektare tanah yang akan dikembangkan menjadi aerocity. Mengingat bandara yang bisa didarati pesawat terbesar dengan landasan pacu yang lebih besar.
“Jadi memang ada beberapa penjajakan dengan pihak asing, ini sifatnya masih penjajakan,” jelasnya.