Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Presidensi G20 Berkontribusi Dorong Penguatan Ekonomi Nasional

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan Presidensi G20 Indonesia juga turut mendorong penguatan ekonomi secara nasional.
Penumpang melintas di area Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (5/11/2022). Seluruh pengerjaan beautifikasi dan revitalisasi bandara serta persiapan berbagai fasilitas serta sarana pendukung di Bandara Bali telah rampung dan siap untuk menyambut tamu negara dan delegasi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Penumpang melintas di area Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (5/11/2022). Seluruh pengerjaan beautifikasi dan revitalisasi bandara serta persiapan berbagai fasilitas serta sarana pendukung di Bandara Bali telah rampung dan siap untuk menyambut tamu negara dan delegasi pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat, didorong oleh tiga faktor utama, yaitu penguatan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.

Di samping itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan Presidensi G20 Indonesia juga turut mendorong penguatan ekonomi secara nasional.

“Kehadiran G20 memainkan peran penting untuk mendorong dialog, kerja sama, dan koordinasi respon kebijakan bagi pemulihan ekonomi global,’’ katanya dalam keterangan resmi, Rabu (9/11/2022).

Dody mengatakan, pertemuan pimpinan negara G20 di KTT akan memberikan arah, panduan, serta kepercayaan pasar bagi prospek perekonomian dan stabilitas sistem keuangan kedepannya. 

BI pun meyakini konsumsi masyarakat masih akan tetap kuat meski tertahan oleh kenaikan bahan bakar minyak (BBM). 

Dody menyampaikan, akan ada risiko perlambatan perekonomian secara global yang perlu terus diwaspadai saat memasuki 2023. 

Namun demikian, imbuhnya, konsumsi domestik masih akan tetap solid, khususnya seiring dengan persiapan pemilihan umum pada 2024. 

BI memperkirakan, perekonomian sepanjang 2022 hingga tahun depan akan tumbuh pada kisaran 4,5 hingga 5,3 persen, dengan kecenderungan mencapai batas atas. 

PDB Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,4 persen selama sembilan bulan pada 2022, jika dibandingkan dengan periode Januari hingga September tahun lalu.

Pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh kinerja ekspor barang dan jasa yang tumbuh 19,57 persen, diikuti oleh konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) dan konsumsi rumah tangga yang masing-masing tumbuh sebesar 5,66 persen dan 5,08 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Dody menambahkan, kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral akan tetap diarahkan untuk pro-stabilitas dan menekan inflasi sesuai dengan target yang ditetapkan. Inflasi inti akan dibawa menuju sasarannya pada kuartal dua 2023. 

Operasi moneter melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang, sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan akan ditempuh untuk membawa inflasi kepada sasarannya. 

Kebijakan lainnya yang mendukung pertumbuhan juga akan ditempuh melalui kebijakan makroprudensial yang akomodatif dalam mendorong pertumbuhan kredit perbankan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper