Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Airlangga Pamer Presidensi G20 Indonesia Rekor Pertemuan Terbanyak, Apa Hasilnya?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa sepanjang Presidensi G20 Indonesia, telah digelar sebanyak 438 pertemuan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Dok. ekon.go.id
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Dok. ekon.go.id

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa sepanjang Presidensi G20 Indonesia, telah digelar sebanyak 438 pertemuan.

Rangkaian pertemuan sepanjang Presidensi G20 Indonesia tahun ini terdiri atas pertemuan tingkat menteri, working group, engagement group, hingga side event, yang digelar di sebanyak 25 kota. 

“Kalau kita bertanya ke counterpart di negara lain, ini adalah G20 yang paling banyak meeting-nya, istilahnya ini paling heboh,” katanya dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).

Airlangga menyampaikan, untuk penyelenggaraan puncak KTT G20 di Bali, sudah tercatat sebanyak 2.500 peserta dari 20 negara G20 dan 10 negara undangan, serta dari berbagai lembaga internasional.

“[Dampaknya] tentu ini akan membuat perekonomian secara nasional dan dari segi rekognisi, Indonesia akan menjadi perhatian dunia dalam perhelatan G20,” jelasnya.

Namun demikian, pertemuan puncak KTT G20 juga disoroti banyak pihak. Pertemuan tersebut dinilai akan sulit untuk meraih kesepakatan di antara negara-negara G20, mengingat ketegangan politik dan situasi perang yang masih berlangsung.

Sepanjang Presidensi G20 Indonesia pada tahun ini pun, banyak pertemuan tidak berhasil meraih komunike atau pernyataan bersama dari anggota negara G20.

Misalnya saja, pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governor/FMCBG) Negara G20, beberapa pertemuan tidak berhasil mengeluarkan komunike.

Sebelumnya, Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral Kementerian Keuangan (PKPPIM Kemenkeu) Dian Lestari menyampaikan bahwa komunike dalam sejumlah pertemuan FMCBG memang tidak dapat diraih, karena adanya perbedaan pendapat di antara negara G20.

Meski demikian, negara G20 berhasil meraih Chair’s Summary. Pada bagian pertama Chair’s Summary tersebut, dituangkan hal-hal yang tidak dapat disepakati, terutama terkait isu perang.

Sementara itu, pada bagian kedua Chair’s Summary berisikan concrete deliverable, yang merupakan hasil negosiasi dan disetujui di antara pada anggota. 

“Jadi sebenarnya walaupun Chair’s Summary, tapi dikatakan Chair’s Summary yang powerful, jadi artinya sama dengan komunike. tapi karena ada part I yang tidak disepakati secara keseluruhan, disebut Chair’s Summary,” jelasnya.

Dia mengatakan, bagian kedua dalam Chair’s Summary inilah yang nanti akan dibawa ke Leader’s Declaration pada puncak KTT G20 di Bali pekan depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper