Bisnis.com, JAKARTA - Induk Facebook dan Instagram Meta Platforms Inc. menambah deretan perusahaan teknologi besar yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya, setelah Twitter akhir pekan lalu memangkas lebih dari 3.000 karyawannya.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (7/11/2022), lebih dari 87,000 karyawan Meta akan menjadi pengangguran setelah perusahaan mengeksekusi PHK pada minggu kedua bulan November..
PHK Meta juga akan menambah banyak jumlah orang yang kehilangan pekerjaan di sektor teknologi. Sebelumnya, Twitter Inc. pada minggu lalu memangkas hampir 3.700 posisi setelah Elon Musk menyelesaikan akuisisi platform media sosial tersebut senilai US$44 miliar.
Perusahaan lain yang juga telah mengurangi tenaga kerja mereka atau mengumumkan rencana PHK, termasuk perusahaan ride-hailing Lyft Inc. dan produsen hard drive Seagate Technology Holdings Plc.
Chief Executive Officer Meta Mark Zuckerberg mengatakan akan menguraikan rencana untuk mengatur ulang tim dan mengurangi jumlah karyawan untuk pertama kalinya, mengikuti perlambatan tajam dalam pertumbuhan di induk Facebook dan Instagram.
Dia juga menjelaskan bahwa meta kemungkinan akan lebih kecil pada tahun 2023 daripada tahun ini.
Baca Juga
Rencana PHK diungkapkan datang ketika meta berjuang dengan kerugian yang semakin besar dan karena berinvestasi besar-besaran dalam mengembangkan bisnis Metaverse-nya.
"Meta dapat mencari setidaknya US$3 miliar hingga US$4 miliar dalam pengurangan OPEX melalui PHK dan pemotongan biaya tetap untuk membawa pandangannya lebih dekat ke ujung bawah panduan pengeluarannya sebesar US$ 96 miliar menjadi US$101 miliar," jelas analis Bloomberg Intelligence Mandeep Singh.
Selain melakukan PHK, sejumlah perusahaan teknologi juga menghentikan perekrutan pegawai sebagai bagian dari penghematan biaya. Raksasa e-commerce Amazon pekan lalu mengabarkan menutup perekrutan di seluruh lini korporasi.
“Kami mengantisipasi jeda ini selama beberapa bulan ke depan, dan akan terus memantau kondisi ekonomi dan bisnis untuk menyesuaikan langkah yang masuk akal bagi kami,” ungkap petinggi SDM Amazon Beth Galletti.
Selain itu, produsen iPhone Apple Inc juga menghentikan perekrutan tenaga kerja di luar penelitian dan pengembangan usaha.