Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia atau LPEM FEB UI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 dapat tumbuh 5,81 persen, karena faktor low based effect dan kenaikan konsumsi domestik.
Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky menjelaskan bahwa pada kuartal III/2021, pertumbuhan ekonomi adalah 3,51 persen (year-on-year/YoY). Nilai itu merupakan pertumbuhan positif terendah selama pandemi Covid-19.
Basis rendah pada tahun lalu membuat pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 bisa berada di angka yang cukup baik. LPEM UI pun memperkirakan bahwa nilainya berkisar 5,77 persen—5,85 persen.
"Prediksi yang saya sampaikan dalam outlook ini untuk produk domestik bruto [PDB] Indonesia kuartal III/2022 adalah 5,81 persen, dengan range 5,77 persen—5,85 persen," tulis Riefky dalam laporan Indonesia Economic Outlook 2023-Rising Against the Odds yang dipublikasikan pada Kamis (3/11/2022).
LPEM UI menilai bahwa permintaan domestik masih cukup solid sehingga mampu menopang kinerja perekonomian. Selain itu, performa ekspor hingga kuartal III/2022 pun masih cukup baik seiring terjaganya permintaan dari pasar global.
Riefky meyakini bahwa capaian kuartal III/2022 dan prospek positif pada sisa tahun berjalan akan berpengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi tahun ini. LPEM UI meyakini bahwa tahun ini pertumbuhan ekonomi masih akan terjaga di atas 5 persen, sejalan dengan perkiraan pemerintah.
Baca Juga
"[Proyeksi pertumbuhan ekonomi] keseluruhan tahun 2022 adalah sebesar 5,3 persen—5,4 persen," tulis Riefky.