Bisnis.com, JAKARTA - Inflasi tahunan Turki melesat ke level tertinggi dalam 25 tahun terakhir karena kebutuhan konsumen terkait pangan dan energi terus meningkat.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (3/11/2022), Badan Statistik Turki melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 85,5 persen pada Oktober 2022 secara tahunan (year-on-year/yoy), sedikit lebih rendah dari proyeksi ekonom.
Angka inflasi tahunan Turki semakin meningkat setelah mencapai 83,45 persen pada bulan September. Adapun inflasi Oktober secara bulanan mencapai 3,54 persen.
Sementara itu, inflasi inti Turki yang menghilangkan barang-barang volatil seperti makanan dan energi, mencapai 70,5 persen (yoy), naik dari 68,1 persen pada September.
Inflasi tahunan untuk makanan dan minuman non-alkohol melesat 99,1 persen pada bulan Agustus, kemudian naik 93,1 persen pada bulan September. Bahkan, harga transportasi naik 117,2 persen setiap tahun karena lonjakan tahunan tercepat di antara komponen inflasi utama.
Pembuat kebijakan menyalahkan inflasi pada biaya komoditas yang tinggi disebabkan invasi Rusia ke Ukraina, serta faktor -faktor eksternal lainnya.
Baca Juga
Kepala ekonom Tera Investments Istanbul Enver Erkan menilai setelah bulan Oktober inflasi akan memulai melambat mengacu pada lonjakan harga menjelang akhir tahun lalu. Meski demikian, sangat sulit dibayangkan juga inflasi tetap pada tingkat tinggi dan kenaikan harga berbasis luas.
Di bawah tekanan dari Presiden Recep Tayyip Erdogan yang berpendapat suku bunga acuan yang tinggi dapat menyebabkan inflasi, bank sentral Turki terus melakukan pemangkasan suku bunga acuan berturut-turut. Bank sentral terakhir memangkas suku bunga menjadi 10,5 persen pada Oktober.
Erdogan yang mengincar masa jabatan presiden selanjutnya dalam pemilihan yang dijadwalkan Juni mendatang, mencoba meyakinkan pemilih bahwa inflasi akan mulai turun pada kuartal pertama tahun depan.
Dia juga berjanji pemerintah akan memperbaiki beban biaya hidup yang lebih tinggi dengan kenaikan upah minimum, perumahan yang terjangkau, dan pinjaman murah.
Inflasi resmi saat ini 17 kali lebih tinggi dari target bank sentral. Sementara itu, di Istanbul, kota Turki yang cenedrung padat dan makmur, inflasi ritel tahunan melonjak hingga 109 persen bulan lalu.
Dalam presentasi laporan inflasi triwulanan terbaru pekan lalu, bank sentral menaikkan proyeksi inflasi akhir tahun menjadi 65,2 persen, naik dari 60,4 persen pada bulan Juli.
Gubernur Bank Sentral Sahap Kavcioglu mengatakan pembut kebijakan tidak berhasil dalam menangani inflasi. Namun, kebijakan yang berkuasa dan keputusan lebih lanjut akan membantu mengendalikan harga.