Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi komponen inti, yang menggambarkan daya beli masyarakat tercatat mencapai 3,31 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Realisasi inflasi inti tersebut tercatat lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada September 2022 yang sebesar 3,21 persen yoy.
“Kontribusi komoditas apa saja, yaitu sewa rumah, mobil, dan kontrak rumah,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto dalam konferensi pers, Selasa (1/11/2022).
Secara bulanan, inflasi inti pada Oktober 2022 tercatat sebesar 0,16 persen (month-to-month/mtm). Sementara secara tahun berjalan, inflasi inti mencapai 2,97 persen.
Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan dampak putaran pertama kenaikan harga BBM pada September masih terus berlangsung, tercermin dari harga bahan bakar dan transportasi yang masih mengalami peningkatan pada Oktober 2022.
Sementara itu, dampak putaran kedua dari kenaikan harga BBM pun belum sepenuhnya terlihat. Oleh karena itu, Faiz memperkirakan laju inflasi masih akan mengalami peningkatan hingga akhir 2022.
Baca Juga
Di samping itu, permintaan masyarakat yang menguat turut memberikan tekanan pada inflasi. Dengan berbagai faktor tersebut, inflasi inti diperkirakan mencapai level 4,4 persen pada akhir 2022.
“Kami memperkirakan inflasi inti akan meningkat lebih jauh ke 4,4 persen persen di akhir tahun, seiring dengan membaiknya permintaan domestik dan kondisi bisnis secara keseluruhan,” katanya, Selasa (1/11/2022).
Kondisi permintaan masyarakat yang menguat kata Faiz juga tercermin dari indeks manufaktur yang meningkat ke level 51,8 pada Oktober 2022, didorong oleh pertumbuhan permintaan domestik.
Secara keseluruhan, BPS mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Oktober 2022 mengalami deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Secara tahunan, inflasi pada Oktober 2022 mencapai 5,71 persen (year-on-year/yoy).
Deflasi pada Oktober 2022 salah satunya disebabkan oleh melemahnya inflasi pada komponen harga yang bergejolak atau volatile food. Inflasi pada komponen ini tercatat mencapai 7,19 persen yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya 9,02 persen yoy.