Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Selamat dari Jurang Resesi, The Fed Bakal Dovish Pekan Ini?

Survei MLIV Pulse menunjukkan bahwa investor mulai berspekulasi Gubernur the Fed Jerome Powell akan memberikan sinyal dovish dalam konferensi pers pekan ini.
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell./federalreserve.gov
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell./federalreserve.gov

Bisnis.com, JAKARTA – Sinyal pergerakan dovish bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve kembali meningkat setelah Negeri Paman Sam lolos dari jurang resesi.

Pekan lalu, data menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,6 persen pada kuartal III/2022. Data ini menjadi tanda bahwa ekonomi melaju pada lintasan positif sepanjang tahun ketiga pandemi Covid-19.

Dengan data positif tersebut, pasar pun mengantisipasi kemungkinan perubahan poros kebijakan The Fed pada pertemuan kebijakan pekan ini.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (31/10/2022), survei MLIV Pulse terbaru menunjukkan bahwa investor mulai mengambil ancang-ancang dan berspekulasi jika Gubernur the Fed Jerome Powell memberikan sinyal dovish dalam konferensi pers pekan ini.

Hampir setengah dari 250 responden yang disurvei pekan lalu mengatakan mereka membeli dolar AS menjelang pertemuan 1-2 November, dan sekitar 78 persen memperkirakan imbal hasil Treasury AS tenor dua tahun akan naik.

Spekulasi ini  yang berhasil dengan baik melalui pengetatan agresif Fed, bisa menjadi buruk jika Powell menyarankan langkah turun menuju kenaikan suku bunga 50 basis poin pada bulan Desember, atau pergerakan seperempat poin untuk menyelesaikan siklus kenaikan Fed pada awal 2023.

The Fed diproyeksikan menaikkan suku bunga acuan 75 basis poin pada 2 November di tengah upaya untuk menekan inflasi menuju target bank sentral. Upaya pengetatan agresif ini, yang mengancam akan mendorong AS ke dalam resesi, telah membuat imbal hasil obligasi Treasury berada pada laju kenaikan tahunan dalam catatan dan saham mencatat pelemahan terbesar sejak 2008.

Yang pasti, meningkatnya harapan akan sinyal dovish berarti akan ada pemulihan di pasar saham dari pelemahan pekan lalu.

Adapun lebih dari 60 persen responden survei memperkirakan indeks Spot Dolar Bloomberg akan naik sebulan dari sekarang. Hal ini menunjukkan potensi reaksi besar di pasar mata uang dan pasar pendapatan tetap terhadap sinyal perlambatan kenaikan suku bunga.

Kepala analis investasi MAPsignals Alec Young mengatakan data ekonomi terakhir memang meningkatkan perubahan arah kebijakan The Fed.

"Pasar berharap untuk itu, dan akan pasar akan mengunat jika memang benar (the Fed bersikap dovish), karena masih banyak yang skeptis," jelasnya.

Pergerakan bank-bank sentral lain juga menunjukkan bahwa kejutan sikap The Fed yang dovish mungkin saja terjadi. Bank of Canada dan Reserve Bank of Australia masing-masing menaikkan suku bunga acuan di bawah proyeksi para ekonom. Investor juga memperkirakan Bank Sentral Eropa bergerak kurang agresif.

Investor juga telah melakukan pergerakan dengan mempertimbangkan nada t he Fed yang kurang hawkish. Dolar AS diperkirakan mencatat penurunan bulanan pertama sejak Mei, sedangkan pasar saham rebound dari posisi terendah awal bulan ini terlepas dari kinerja emiten teknologi yang mengecewakan.

"Jika The Fed berencana menaikkan suku bunga 50 basis poin pada bulan Desember, akan ada reli yang melegakan di pasar," ungkap Nicole Webb dari Wealth Enhancement Group.

Ekonom Morgan Stanley yang dipimpin oleh Ellen Zentner memperkirakan Powell kemungkinan tetap membuka segala kemungkinan terhadap kebijakan pada bulan Desember. Meskipun data menunjukkan pertumbuhan ekonomi terus melemah, , inflasi masih tetap tinggi.

Menurutnya, Powell enggan menaruh harapan pada perkiraan meredanya inflasi.

Sementara itu, 54 persen responden mengatakan ketika suku bunga meningkat dan perlambatan ekonomi menggerus keuntungan, kesulitan dan kenaikan tingkat default di pasar kredit akan menjadi perhatian utama bagi investor.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper