Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Kuat Program Zero ODOL 2023 Perlu Dibatalkan

Akademisi Universitas Trisaksi menjelaskan sejumlah alasan bahwa program zero ODOL 2023 perlu dibatalkan.
Truk sarat muatan atau over dimension over load (ODOL) melintas di jalan Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Truk sarat muatan atau over dimension over load (ODOL) melintas di jalan Tol Jagorawi, Jakarta, Selasa (14/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Universitas Trisakti mendukung pembatalan penerapan kebijakan normalisasi kendaraan sarat muatan atau Zero Over Load dan Over Dimension (ODOL) pada awal 2023.

Pengamat ITL Trisakti Yuwono menyampaikan bahwa terdapat dua alasan pelarangan truk ODOL tidak bisa diterapkan mulai awal tahun depan. Pertama, tidak terlihatnya langkah-langkah pemerintah dalam memberlakukan larangan tersebut.

Seperti diketahui, upaya untuk menangani truk kelebihan dimensi dan muatan sudah dilakukan sejak lima tahun silam.

"Tidak terlihat langkah-langkah untuk melaksanakan pemberlakuan kebijakan Zero ODOL ini. Yang terjadi semakin banyak diskusi-diskusi publik yang membahas dan mengarah untuk memastikan adanya tindakan-tindakan yang terkoordinasi dan terintegrasi di lingkungan pemerintah sebelum memberlakukan kebijakan ini," ujar Yuwono, Kamis (27/10/2022).

Kedua, pelarangan truk ODOL dinilai bisa memperburuk dampak yang ditimbulkan oleh penaikan harga BBM yang ikut mendorong kenaikan harga barang.

Pada Agustus 2022, ITL Trisakti menerbitkan hasil survei menemukan bahwa banyak pelaku logistik menolak pemberlakuan Zero ODOL 2023 lantaran khawatir bisa mengerek biaya angkutan barang semakin mahal.

Hal itu karena volume barang yang boleh dimuat per satu satuan trip perjalanan menjadi berkurang sehingga keuntungan yang diterima semakin menipis.

Penelitian kualitatif tersebut dilakukan di dua lokasi yaitu Pasar Induk Kramatjati Jakarta dan Pasar Induk Modern Cikampek, terhadap 300 responden yang terdiri dari 100 pengemudi, 100 pemilik kendaraan, dan 100 pemilik barang/pengelola pasar.

"Dengan adanya kebijakan kenaikan harga BBM sudah menunjukkan dampak pada kenaikan harga barang-barang yang juga berdampak pada responden penilitian kami. Apabila kebijakan Zero ODOL ini diberlakukan maka akan ada situasi ancaman pemogokan dari mereka," terang Yuwono.

Senada, Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) menilai pelarangan truk ODOL akan bisa mengerek ongkos angkutan barang. Ketua Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan adanya target kebijakan Zero ODOL 2023 menjadi keresahan terutama bagi pengusaha truk.

"Apakah program Zero ODOL bisa menaikkan harga [tarif angkutan], itu pasti. Itu yang menjadi keresahan kami," ujarnya, Rabu (26/10/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper