Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) meminta masyarakat Indonesia untuk tetap optimistis, waspada, dan tak perlu khawatir terhadap kondisi di 2023 yang cukup dinamis, terutama dengan adanya potensi resesi global.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan, Indonesia masih berada di level aman. Pasalnya, sejumlah lembaga internasional memperkirakan Indonesia masih tumbuh positif sekitar 5 persen di tahun depan.
Pemerintah juga telah menyiapkan beberapa langkah untuk mengantisipasi kondisi tersebut.
“Untuk masyarakat, kami juga berharap masyarakat tetap optimis, waspada, tidak perlu khawatir, karena kita ada di level yang aman dan pemerintah bersama dengan otoritas lain juga terus menjaga kondisi agar tetap baik,” kata Prastowo dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB9), Jumat (21/10/2022).
Prastowo mengakui, koordinasi antara otoritas fiskal dan moneter terus dilakukan. Dari sisi APBN, APBN terus melakukan penajaman-penajaman atau fokus belanja ke belanja prioritas dan perlindungan sosial (perlinsos) terus dialokasikan.
Penguatan tersebut juga terus diikuti dengan penguatan-penguatan lain, termasuk insentif yang diberikan secara sektoral. Kepada para pelaku UMKM misalnya, pemerintah memberikan insentif perpajakan maupun mendapat dukungan permodalan. Untuk para pencari kerja, juga masih diberikan program Kartu Prakerja yang dapat mendukung para pencari kerja.
Baca Juga
Pemerintah juga terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah (pemda) melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar inflasi dapat dikendalikan.
Kemudian, yang terbaru, Bank Indonesia (BI) telah memutuskan untuk menyesuaikan tingkat suku bunga menjadi 4,75 persen untuk merespon kebijakan moneter di AS.
“Harapannya ini akan mencegah terjadinya capital outflow termasuk juga menangani kondisi inflasi di dalam negeri,” ujarnya.