Bisnis.com, NUSA DUA - Pemerintah Swiss mendorong implementasi pembiayaan yang konkret dari sejumlah pihak atas hasil studi kelayakan pengembangan program Bus Rapid Transit (BRT) di 6 kota Indonesia
Duta Besar Swiss Kurt Kunz menyampaikan Swiss bersama dengan Jerman mendukung pengembangan angkutan massal perkotaan di Indonesia yang diimplementasikan lewat pengembangan koridor Bus BRT. Pengembangan BRT dilakukan untuk Bandung, Semarang, Makassar, Pekanbaru, dan Batam sebagai tulang punggung angkutan masal perkotaan yang berkelanjutan di wilayah tersebut.
Proyek ini telah berhasil mengembangkan studi kelayakan yang komprehensif di 5 kota tersebut yang selanjutnya harus dapat diimplementasikan di lapangan. Pemerintah Swis memberikan bantuan kepada Kemenhub untuk menghubungkan studi kelayakan tersebut pembiayaan yang konkret.
"Saat ini, Kota Bandung sebagai Kota pelopor telah berhasil mendapatkan pembiayaan dari World Bank untuk mengimplementasikan sistem Bus Rapid Transit berikutnya kota Makassar dan Semarang diharapkan akan menyusul dalam waktu dekat," ujarnya, Kamis (20/10/2022).
Dia menyebut pada 2022 merupakan tahun yang penting bagi Indonesia dengan diselenggarakannya Presidensi G20 Indonesia yang mengusung semangat pulih bersama. Bersamaan dengan tema Presidensi G20, salah satu sektor kunci dalam semangat pemulihan bersama ini adalah transportasi bukan hanya karena kaitannya dengan mobilitas manusia tapi juga konektivitas perdagangan dan pada akhirnya juga ekonomi.
Perkembangan ekonomi yang dulunya hanya menjadi tantangan bagi kota metropolitan besar, seperti kemacetan lalu lintas dan polusi kini juga telah dialami oleh kota-kota lapis kedua di seluruh Indonesia.
Baca Juga
Menurutnya, sektor transportasi juga memegang peranan penting dalam mencapai target nol emisi karbon global. Di Indonesia, sektor transportasi menyumbang 23 persen dari keseluruhan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Oleh karena itu, reformasi untuk mewujudkan transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi penting untuk mencapai target penurunan emisi di Indonesia sebesar 41 persen pada 2030 dengan dukungan internasional.
Dia melihat Kementerian Perhubungan juga sudah melalui program-program yang mendorong penggunaan kendaraan listrik dengan antusiasme masyarakat terhadap moda transportasi massal semakin memantapkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mereformasi sektor transportasi yang lebih dapat diandalkan adil dan berkelanjutan
Meski demikian, dia menilai masih banyak yang harus dilakukan dalam transisi menuju sistem transportasi yang berkelanjutan baik di tingkat lokal maupun Global.
"Ini menekankan kembali pentingnya forum ini untuk menjaga semangat agar tetap tinggi dalam program pemulihan melalui reformasi di sektor transportasi," tekannya.