Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana untuk menambah modal pada pabrikan motor listrik Gesits seiring dengan rencana percepatan pembentukan ekosistem kendaraan listrik dalam negeri.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan penambahan modal untuk Gesits diharapkan dapat meningkatkan produksi motor setrum yang dikerjakan Wika Industri Manufaktur (WIMA) yang merupakan perusahaan patungan antara PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi, anak usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA dengan PT Gesits Technologies Indo pada 2018 lalu.
“Gesits akan kita kembangkan, kita berencana untuk menambahkan modal di Gesits juga sehingga bisa untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka dalam waktu dekat,” kata Pahala saat memberingan keterangan persiapan acara SOE International Conference & Expo 2022: Driving Sustainable and Inclusive Growth, Minggu (16/10/2022).
Menurut Pahala, peningkatan kapasitas produksi pabrikan Gesits itu akan berdampak signifikan pada upaya percepatan ekosistem kendaraan listrik nasional. Dengan demikian, dia berharap, masyarakat dapat segera beralih menuju pada kendaraan berbasis listrik secara bertahap nantinya.
Dia beralasan penggunaan kendaraan listrik relatif lebih menguntungkan ketimbang motor berbahan bakar minyak (BBM). Dia mengatakan penggunaan kendaraan listrik dapat menghemat pengeluaran energi mencapai Rp1,5 juta setiap tahunnya.
Di sisi lain, dia mengatakan, program percepatan pembentukan ekosistem kendaraan listrik juga diharapkan dapat menyerap kelebihan pasokan listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN saat ini. Apalagi, kata dia, PLN bakal mendapatkan kelebihan pasokan listrik mencapai 7 gigawatt (GW) di akhir 2022 hingga awal 2023.
Baca Juga
“PLN saat ini kemungkinan akan menghadapi masuknya jumlah listrik sebesar 7 GW di 2022 akhir sampai awal 2023 juga akan mendapatkan manfaat karena akan mengurangi ekses listrik,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, PLN memperkirakan kelebihan daya atau oversupply kapasitas pembangkit listrik di Jawa-Bali akan mencapai 61 persen dari total kebutuhan, seiring dengan adanya penambahan daya 13 GW dalam beberapa tahun ke depan.
Executive Vice President of Electricity System Planning PT PLN (Persero) Edwin Nugraha Putra menjelaskan bahwa setidaknya akan ada penambahan 12.998 MW kapasitas listrik hingga 2026.
“Ketika [pembangkit] masuk [beroperasi], maka cadangan [listrik] mencapai 61 persen. Padahal, cadangan efektif itu 30–35 persen,” katanya dalam Indo EBTKE Conex 2021, Kamis (25/11/2021).
Peningkatan cadangan listrik itu disebut sebagai akibat dari banyaknya pembangkit listrik skala besar yang akan dibangun dan akan segera beroperasi. Dari sekitar 13 GW tersebut, 3,1 GW di antaranya dibangun oleh PLN, dan 9,9 GW sisanya berasal dari independent power producer (IPP).
Dari keseluruhan pembangkit, setidaknya ada empat pembangkit PLN yang diproyeksi selesai pada tahun ini, yakni PLTA Jatigede, PLTGU Jawa Bali 1, PLTGU Muara Karang, dan PLTU Lontar 4. Sementara itu, pembangkit dari IPP, terdapat tiga pembangkit yang diperkirakan selesai konstruksi hingga akhir 2021. Seluruhnya adalah PLTU Jawa Tengah/Batang, PLTU Jawa-4/Tanjung Jati Bm dan PLTGU Jawa-1/Cilamaya.
Peningkatan kapasitas terpasang itu tidak diiringi dengan pertumbuhan permintaan yang signifikan. Dalam beberapa kesempatan, PLN menyebut perkiraan pertumbuhan permintaan daya listrik meleset dari target seiring dengan pandemi Covid-19 sejak 2020 di Tanah Air.