Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda (GIAA) Beberkan Strategi Bisnis di Sisa Tahun Ini

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) memaparkan sejumlah transformasi dan strategi bisnis hingga akhir tahun ini sejalan dengan transisi ke masa endemi.
Garuda Indonesia/istimewa
Garuda Indonesia/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. memaparkan sejumlah transformasi dan strategi bisnis hingga akhir tahun ini sejalan dengan transisi ke masa endemi.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, perseroan berkomitmen untuk melaksanakan transformasi bisnis dalam menghadirkan bisnis penerbangan yang jauh lebih sehat, adaptif, dan agile dalam menangkap potensi pasar penerbangan.

Sejumlah rencana tersebut yang telah disusun adalah dengan menurunkan tingkat sewa, optimalisasi jumlah dan tipe pesawat, penerapan power-by-hour hingga akhir tahun 2022, optimalisasi jaringan penerbangan, serta optimalisasi peningkatan pendapatan kargo. Ditambah dengan adanya penambahan modal kerja lewat penyertaan modal negara (PMN).

"Kami akan mengoptimalkan penambahan modal kerja ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, utamanya untuk kebutuhan maintenance dan restorasi pesawat serta yang mencakup bahan bakar, biaya sewa pesawat hingga biaya penunjang lainnya," ujarnya melalui keterangan resminya, Jumat (14/10/2022).

Hal ini diharapkan mampu memperkuat potensi kinerja usaha perseroan jelang transisi masa endemi mendatang.

Maskapai pelat merah tersebut juga sudah melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada hari ini, Jumat (14/10) yang dihadiri atau diwakili oleh 88,87 persen dari keseluruhan pemegang saham. Adapun, RUPSLB yang digelar pada hari ini merupakan lanjutan dari rangkaian agenda mata acara RUPSLB yang sebelumnya telah dilaksanakan pada Agustus 2022 lalu.

Dalam agenda RUPSLB Lanjutan tersebut, Garuda Indonesia berhasil memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk sejumlah agenda aksi korporasi perseroan dalam kaitan penambahan modal usaha diantaranya melalui persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 68 miliar lembar saham (PMHMETD), serta melakukan konversi utang perseroan kepada kreditur sehubungan dengan Putusan Homologasi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, melalui penerbitan sebanyak-banyaknya 22,97 lembar saham melalui penambahan modal tanpa memberikan HMETD dengan total utang yang akan dikonversi adalah maksimal Rp4,2 triliun menjadi saham mengacu pada ketentuan POJK 14/2019 (PMTHMETD, dan bersama-sama dengan PMHMETD Penambahan Modal).

Lebih lanjut, agenda RUPSLB Lanjutan tersebut turut menyetujui pengeluaran saham seri C yang memiliki hak-hak atas saham sama dengan klasifikasi saham seri B dengan nilai nominal saham serendah-rendahnya Rp182 per lembar saham. RUPSLB Lanjutan tersebut juga turut menyetujui terkait sejumlah aspek tata kelola perseroan terkait dengan pemberian kuasa dan kewenangan direksi maupun dewan komsaris untuk melakukan tindakan yang diperlukan sehubungan dengan tindak lanjut pelaksanaan penambahan modal perseroan.

Hasil ini mempertegas komitmen perseroan terhadap realisasi rencana perdamaian yang sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari mayoritas kreditur melalui putusan hasil homologasi PKPU pada bulan Juli 2022 lalu. Irfan berharap hasil putusan RUPSLB Lanjutan ini dapat mengakselerasikan proses transformasi kinerja utamanya melalui restrukturisasi yang diharapkan dapat rampung pada akhir tahun 2022 ini dan tahun depan diproyeksikan akan menjadi momentum penting bagi perusahaan mewujudkan misi dalam menjadi entitas bisnis yang lebih sehat, kompetitif, dan profitable.

Komposisi penambahan modal tersebut nantinya termasuk rencana PMN untuk perseroan yang sebelumnya telah dialokasikan sebesar Rp7,5 triliun oleh pemerintah dalam cadangan pembiayaan investasi sebagaimana akan ditetapkan kembali dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022.

“Setelah melewati tahun-tahun yang cukup menantang untuk keluar dari tekanan pandemi Covid-19 selama kurun waktu dua tahun terakhir, tahun 2022 Garuda Indonesia mulai menunjukkan performa kinerja positif khususnya pada saat proses PKPU telah selesai dilaksanakan yang tercermin dari pencatatan laba bersih sebesar US$3,76 miliar di mana pendapatan tersebut selain dikontribusikan oleh pendapatan usaha yang meningkat hingga 26,10 persen dibarengi dengan penyusutan beban usaha 11,71 persen, dan hasil restrukturisasi keuangan melalui juga dicatatkan pada laba buku perusahaan. Sementara itu, tingkat permintaan penumpang jelang kuartal IV berkisar di angka 84 persen dari total ketersediaan kursi di periode akhir tahun yaitu sedikitnya 2,7 juta kursi,” papar Irfan.

Irfan menambahkan, kinerja operasional Garuda Indonesia yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan yang positif diharapkan dapat terakomodir secara maksimal terutama jelang periode peak season libur natal dan tahun baru mendatang, khususnya melalui ketersediaan armada yang beroperasi melalui akselerasi program restorasi jumlah pesawat yang tengah berlangsung.

“Kami percaya transformasi merupakan sebuah keniscayaan yang akan terus diakselerasikan secara berkesinambungan di tengah tantangan fundamental kondisi pandemi," tekannya

Emiten berkode saham GIAA itu bakal bersikap adaptif dan resilient dalam mengawal dinamika tantangan industri penerbangan yang masih dibayangi turbulensi, juga dalam menjaga kepercayaan masyarakat terhadap penerbangan nasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper