Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen. Gejolak ekonomi global atau 'badai hebat' hingga kerja sama jangka panjang menjadi pembahasan dalam pertemuan itu.
Pertemuan bilateral itu berlangsung pada Rabu (12/10/2022) di Washington D.C, Amerika Serikat (AS). Sri Mulyani tampak hadir bersama Duta Besar Indonesia untuk AS Rosan Perkasa Roeslani, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu, serta Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman.
Sri Mulyani menyebut bahwa dirinya bersama Yellen membahas banyak aspek perkembangan isu global dan situasi yang dinamis. Kedua pihak pun membahas berbagai kerentanan yang bisa menekan perekonomian.
“Kami membahas mengenai isu kerawanan pangan, gejolak volatilitas harga komoditas, kenaikan tingkat suku bunga, dan penguatan dolar AS yang menbuat pertumbuhan ekonomi global mengalami pelemahan,” tulis Sri Mulyani dalam unggahannya, Rabu (12/10/2022).
Isu-isu itu juga menjadi pembahasan dalam pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF) serta pertemuan para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian negara-negara G20 di Washington D.C pada Selasa (11/10/2022).
Amerika Serikat turut menaruh perhatian terhadap isu-isu tersebut. Sri Mulyani sendiri mengharapkan dukungan Yellen agar G20 dapat menghasilkan rumusan solusi bagi berbagai permasalahan global saat ini.
Lalu, Sri Mulyani pun menyebut bahwa dalam pertemuan bilateral itu kedua negara menyepakati pengembangan Financial Intermediary Fund (FIF) untuk mitigasi risiko pandemi masa depan. Adanya pengelolaan dana bisa membuat dunia lebih siap jika kembali terjadi pandemi.
“Kami juga mendiskusikan potensi kerja sama untuk mewujudkan ekonomi hijau dan transisi energi dalam kondisi yang tidak mudah karena ancaman krisis energi di jangka pendek,” kata Sri Mulyani.