Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah menghitung skenario terburuk jika perang Rusia vs Ukraina berubah jadi perang nuklir.
Dia menyampaikan bahwa pemerintah terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ketidakpastian global yang tinggi. Ketidakpastian yang tinggi akibat masih terus belangsungnya perang Rusia vs Ukraina ditambah dengan adanya ancaman perang nuklir.
“Jika sampa ada nuclear war [perang nuklir] itu juga sudah sangat berbahaya karena kalau sudah terdesak, bukan tidak mungkin apa saja dilakukan, jadi kita semua sekarang menghitung skenario-skenario yang terburuk yang mungkin terjadi,” katanya di acara Investor Daily Summit, Rabu (12/11/2022).
Luhut mengatakan, Indonesia saat ini berada dalam posisi yang beruntung dengan kondisi ekonomi yang sangat baik.
“Kita beruntung, sekali lagi, ekonomi kita pada posisi yang sangat baik. Tapi, semua bisa terjadi kalau kita juga tidak hati-hati,” tuturnya.
Luhut menambahkan, Indonesia dari sisi keuangan juga masih sangat baik. Saat ini, imbuhnya sudah ada 28 negara yang mengantre untuk meminjam uang ke Dana Moneter Internasional (IMF).
Baca Juga
“Kita jauh dari itu, kita mungkin salah satu negara yang terbaik pada hari ini, tapi sekali lagi, kita tidak boleh jumawa, karena apa saja dalam 6 bulan ini bisa terjadi,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, negara-negara Kelompok Tujuh (G7) berkomitmen untuk mendukung Ukraina selama diperlukan, dan setiap penggunaan senjata nuklir oleh Rusia akan menghadapi konsekuensi yang berat. Hal itu merupakan kesepakatan para pemimpin negara yang tergabung dalam G7 pada Selasa (11/10/2022).
"Kami akan terus memberikan dukungan keuangan, kemanusiaan, militer, diplomatik dan hukum dan akan berdiri teguh dengan Ukraina selama diperlukan," kata pernyataan bersama itu dilansir Channel News Asia, Rabu (12/10/2022).